REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juri pengadilan federal Amerika Serikat (AS) menjatuhkan vonis bersalah terhadap Profesor Harvard University karena berbohong mengenai keterlibatannya dengan pemerintah China. Mantan Ketua Departemen Kimia dan Biologi Kimia Harvard, Dr Charles Lieber dinyatakan bersalah atas beberapa dakwaan.
Seperti dilansir CNN, pada Rabu (22/12), Departemen Kehakiman AS mengumumkan pria berusia 62 tahun itu dinyatakan bersalah atas beberapa tuduhan yakni membuat pernyataan palsu pada otoritas federal. Kemudian dua tuduhan membuat pengembalian pajak penghasilan palsu. Lalu, dua tuduhan gagal untuk mengajukan laporan rekening bank dan keuangan asing ke Internal Revenue Service.
Kelompok penelitian Lieber di Harvard dilaporkan telah menerima 150 juta dolar AS dari Institut Kesehatan Nasional dan Departemen Pertahanan AS. Dua lembaga itu mewajibkan penerima hibah untuk mengungkapkan konflik kepentingan dana asing.
Juri menemukan Lieber berbohong mengenai hubungannya dengan Wuhan University of Technology (WUT) di China dan sebuah kontrak yang ia lakukan dengan rencana rekrutmen talenta untuk menarik ilmuwan ke China.
Dalam siaran persnya Departemen Kehakiman AS mengatakan Leiber dibayar sekitar 50 ribu dolar AS oleh universitas di Cina dan mendapat dana sebesar 1,5 juta dolar AS untuk mendirikan laboratorium penelitian nanosains di WUT. Lieberman berafiliasi dengan Program Seribu Talenta Cina.
"Salah satu rencana rekrutmen bakat yang dirancang untuk menarik, merekrut, dan mengembangkan talenta ilmuwan tingkat tinggi untuk memajukan perkembangan ilmu pengetahuan, kemakmuran ekonomi dan keamanan nasional Cina," kata Departemen Kehakiman AS dalam siaran persnya.
Pada Selasa (21/12) dalam pernyataannya Pelaksana Tugas Jaksa Agung AS Nathaniel Mendell mengatakan tidak diragukan lagi Charles Lieber berbohong pada penyidik federal dan Harvard. "Dalam upaya untuk menyembunyikan partisipasinya dalam Program Seribu Bakat Cina," katanya.
"Ia berbohong pada IRS mengenai uang yang ia terima dan menyembunyikan rekening bank Cina-nya dari Amerika Serikat, juru mengikuti bukti dan hukum hingga memutus dengan adil," tambahnya.
Agen Khusus yang bertanggung jawab wilayah Timur Defense Criminal Investigative Service Patrick Hegarty mengungkapkan hal senada. Ia mengatakan Lieber mengikis kepercayaan Departemen Pertahanan pada peneliti-peneliti untuk memprioritaskan Amerika Serikat dan anggotanya dibandingkan pemerintah asing dan keuntungan finansial pribadi.