Kamis 30 Dec 2021 14:07 WIB

RTH di Kota Cirebon Masih Minim

Dari kewajiban 20 persen RTH, Kota Cirebon baru memenuhi 9,44 persen RTH.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Bilal Ramadhan
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon melakukan kunjungan belajar tata kelola ruang terbuka hijau (RTH) di Taman Kehati Kabupaten Indramayu.
Foto: Istimewa
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon melakukan kunjungan belajar tata kelola ruang terbuka hijau (RTH) di Taman Kehati Kabupaten Indramayu.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Cirebon masih belum memenuhi target yang seharusnya. Untuk itu, penanaman mangrove di pantai terus dilakukan sebagai upaya menambah RTH.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menyebutkan, dari kewajiban 20 persen RTH, Kota Cirebon baru memenuhi 9,44 persen RTH. Itu berarti, jumlah RTH masih kurang 10,5 persen.

Baca Juga

"Untuk pembebasan lahannya sulit. Tapi ini merupakan program yang harus dipenuhi oleh Pemda Kota Cirebon dalam lima tahun ke depan," kata Agus, saat ditemui usai penanaman pohon di Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati), Kelurahan Kalijaga, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Rabu (29/12).

Agus menilai, saat ini peluang besar untuk memenuhi syarat RTH adalah dengan menanam mangrove di pantai. Dengan panjang pantai yang mencapai 21 kilometer, maka menanam mangrove merupakan upaya yang memungkinkan untuk menambah kuantitas RTH.

Sementara itu, dalam penanaman pohon di Taman Kehati, terdapat 50 pohon yang  ditanam. Sebanyak 50 pohon itu merupakan bagian dari 5 ribu pohon yang ditanam di sejumlah titik lainnya di Kota Cirebon, dalam rangka peringatan Hari Menanam Pohon pada November dan Bulan Menanam Pohon Nasional pada Desember 2021.

Selain di Taman Kehati, ribuan pohon lainnya disebar untuk ditanam di RW, sekolah, TPA Kopiluhur, Taman Air Goa Sunyaragi dan Stadion Bima. "Penanaman pohon ini juga upaya untuk mewujudkan Cirebon Hijau," ujar Agus.

Dengan penanaman pohon yang terus digalakkan, saat ini Kota Cirebon sudah mampu meningkatkan indeks kualitas udara (IKU). Yakni, dari 68,58 pada 2019 menjadi 73,13 pada 2020.

Tak sekedar menanam pohon, Agus juga meminta agar taman yang ada di Kota Cirebon juga dapat menjadi sarana pendidikan dan ekonomi. Hal itu dilakukan dengan melengkapi pohon yang ditanam dengan nama pohon, nama daerah dan nama latin.

Dengan demikian, maka masyarakat terutama anak-anak yang datang ke taman, akan memperoleh pengetahuan mengenai pohon-pohon yang ada di taman tersebut. "Itu merupakan telling story yang dapat dijadikan pendidikan bagi anak-anak," kata Agus.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon, Kadini, menjelaskan, Taman Kehati memiliki luas 4,7 hektare. Di dalam Taman Kehati ada 1.900 jenis tanaman.

Dari 50 pohon yang ditanam di Taman Kehati, ada di antaranya adalah pohon jamblang dan gayem. Pohon jamblang merupakan pohon asli Cirebon.

Kadini menambahkan, kedepannya Taman Kehati tidak hanya berfungsi  sebagai sarana pendidikan, namun juga mendukung sektor perekonomian. Di antaranya, dilakukan dengan membangun jogging track dan warga dapat berjualan.

"Namun tetap ditata sehingga kebersihannya tetap terjaga," kata Kadini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement