REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Hampir 40 persen penduduk Yaman menghadapi masalah kekurangan pangan atau "makanan yang tidak memadai". Hal itu dilaporkan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), sebuah badan PBB pada Senin (3/1/2022).
Baca: Jerat Kemiskinan Pembelot Korut di Korsel
Meski upaya berkelanjutan untuk mengurangi risiko kelaparan di Yaman, kerawanan pangan terus menjadi tantangan utama di negara itu, kata OCHA di Twitter.
"Kerawanan pangan akut adalah kenyataan bagi 16,2 juta orang di Yaman," kata pernyataan itu.
Baca: Media Pro-Demokrasi Ditutup, Hong Kong Bungkam Kebebasan Pers?
Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota Sanaa. Koalisi yang dipimpin Saudi yang bertujuan untuk mengembalikan pemerintah Yaman telah memperburuk situasi, menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Menurut perkiraan PBB, hampir 80 persen atau sekitar 30 juta orang membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan dan lebih dari 13 juta dalam bahaya kelaparan.
Baca: Investasi China Jadi Batu Sandungan Hubungan AS dan Israel