Jumat 07 Jan 2022 03:45 WIB

Petani di Sikka NTT Diminta Akses KUR

Petani diminta mengakses KUR untuk pemupukan, pembajakan lahan dan lain-lain.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memanen jagung (ilustrasi). Petani di Sikka, NTT, diminta mengakses KUR.
Foto: ANTARA/Basri Marzuki
Petani memanen jagung (ilustrasi). Petani di Sikka, NTT, diminta mengakses KUR.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Mauritz Da Cunha, meminta para petani di sana mengakses fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) di lembaga jasa keuangan. Hal ini guna meningkatkan produksi tanaman jagung.

"Petani-petani yang sudah mendapatkan benih seperti jagung hibrida, kita minta kalau bisa agar segera mengakses KUR untuk pemupukan, pembajakan lahan dan lain-lain," kata Mauritz dalam keterangan yang diterima di Kupang, NTT, Kamis (6/1).

Baca Juga

Ia mengatakan, hal itu berkaitan dengan upaya peningkatan produktivitas pertanian di Kabupaten Sikka pada musim tanam Oktober 2021-Maret 2022. Mauritz menjelaskan, Kabupaten Sikka mendapatkan alokasi pupuk subsidi seperti Urea, Zwavelzure Amonium (ZA), Nitrogen Phosphate Kalium (NPK) pada 2021 sangat kurang dengan total sebanyak 2.270 ton.

Jumlah yang dialokasikan ini, kata dia sangat kecil dari kebutuhan yang diusulkan sebanyak 17.000 ton lebih. "Karena itu para petani perlu berinisiatif untuk mendapatkan pasokan pupuk yang memadai dengan cara mengakses KUR," katanya.

Mauritz mengatakan, produksi tanaman pertanian seperti jagung hibrida dengan perlakuan yang bagus seperti pemupukan dan persiapan lahan dan sebagainya maka dalam satu hektare lahan bisa menghasilkan jagung sebanyak 6-7 ton. "Tapi kalau tanpa itu mungkin hanya sekitar 3 ton, 4 ton," kata dia.

Mauritz meminta para petani setempat yang telah mendapatkan benih jagung hibrida agar tidak asal menanam tapi mempersiapkannya dengan baik. Ia menyarankan para petani agar mengakses KUR dengan bunga yang rendah sehingga hasil pertanian bisa maksimal.

Ke depan, kata dia bantuan seperti pupuk bersubsidi, benih, bisa saja akan berkurang dan dialihkan melalui KUR karena pendekatan produksi pertanian secara komersil. "Jadi tidak asal tanam, tetapi menanam dengan perhitungan pemasarannya, hasilnya bisa membantu berbagai kebutuhan masyarakat petani sendiri," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement