Senin 10 Jan 2022 21:39 WIB

Presiden Tokayev: Kerusuhan Kazakhstan Upaya Kudeta

Presiden Tokayev mengaku akan memburu para teroris.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
 Pengunjuk rasa Kazakhstan berlari selama protes atas kenaikan harga energi di Almaty, Kazakhstan, 05 Januari 2022 (dikeluarkan 09 Januari 2022). Para pengunjuk rasa menyerbu kantor walikota di Almaty, saat Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat di ibu kota hingga 19 Januari 2022. 164 orang tewas dalam kerusuhan tersebut, lapor Kementerian Kesehatan Kazakhstan. Akibat kerusuhan itu, 2.265 orang di berbagai daerah di tanah air mengajukan permohonan bantuan medis. 83 orang dalam kondisi serius di rumah sakit.
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Pengunjuk rasa Kazakhstan berlari selama protes atas kenaikan harga energi di Almaty, Kazakhstan, 05 Januari 2022 (dikeluarkan 09 Januari 2022). Para pengunjuk rasa menyerbu kantor walikota di Almaty, saat Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev mengumumkan keadaan darurat di ibu kota hingga 19 Januari 2022. 164 orang tewas dalam kerusuhan tersebut, lapor Kementerian Kesehatan Kazakhstan. Akibat kerusuhan itu, 2.265 orang di berbagai daerah di tanah air mengajukan permohonan bantuan medis. 83 orang dalam kondisi serius di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, ALMATY -- Presiden Kazakhstan Kassym Jomart Tokayev menegaskan bahwa kerusuhan yang terjadi di negara itu pekan lalu adalah upaya sebuah kudeta. Namun, Tokayev tak menyebutkan siapa pihak yang ingin mengudetanya.

"Militan bersenjata menunggu bergabung dengan pemberontak. Tujuannya jelas, membangkang dari konstitusi, menghancurkan institusi pemerintah, ini adalah upaya kudeta," jelasnya, Senin (10/1/2022) seperti dilansir laman BBC.

Baca Juga

Kepada pemimpin aliansi militer, Tokayev mengungkapkan, aksi upaya kudeta ini dilakukan secara terkomando. Upaya perburuan terhadap teroris, kata dia, akan terus berlanjut. "Kazakhstan akan segera membuktikan apa yang sebenarnya terjadi ke komunitas internasional," katanya.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menduga terdapat campur tangan asing dalam pecahnya kerusuhan di Kazakhstan. Setidaknya 164 orang sudah dilaporkan tewas selama gelombang demonstrasi menentang kenaikan harga bahan bakar gas cair tersebut dimulai pada 2 Januari lalu.

“Peristiwa di Kazakhstan bukanlah yang pertama dan jauh dari upaya terakhir untuk mencampuri urusan dalam negeri kita dari luar,” kata Putin saat berbicara dalam konferensi video negara anggota Collective Security Treaty Organisation (CSTO), sebuah aliansi keamanan yang dipimpin Rusia, Senin (10/01/2022), dikutip laman the Guardian.

Selain Rusia dan Kazakhstan, CSTO turut beranggotakan Belarusia, Kirgistan, Armenia, dan Tajikistan. CSTO mengerahkan sekitar 2.500 pasukan ke Kazakhstan untuk membantu pemerintah negara tersebut menangani gelombang demonstrasi.  "Langkah-langkah yang diambil oleh CSTO memperjelas bahwa kami tidak akan membiarkan siapa pun mengacaukan situasi di rumah kami dan menerapkan apa yang disebut skenario revolusi warna," kata Putin.

Terima kasih Putin

Tokayev turut menyampaikan terima kasih kepada Putin atas bantuan yang telah diberikan. "Saya ingin menyampaikan kata-kata terima kasih khusus kepada Presiden Federasi Rusia Vladimir Vladimirovich Putin atas pengertiannya dan penyelesaian cepat masalah pengiriman kontingen penjaga perdamaian CSTO ke Kazakhstan. Dengan Anda, Vladimir Vladimirovich yang terhormat, kami telah telah berhubungan terus-menerus sejak hari-hari pertama serangan teror di negara kami," ucapnya.

Tokayev juga menyampaikan terima kasih kepada Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan. Sebab Armenia, sebagai ketua CSTO saat ini, memberi persetujuan cepat atas dokumen-dokumen yang diperlukan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement