REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Para pemimpin politik Israel telah memerintahkan militer untuk menghentikan kampanye pencaplokan Kota Gaza. Hal ini setelah Presiden AS Donald Trump meminta Israel untuk berhenti melakukan serangan di Gaza menyusul pernyataan Hamas yang menyetujui sebagian proposal gencatan senjata.
Radio Angkatan Darat Israel mengatakan perintah tersebut menyerukan agar operasi dikurangi menjadi “minimum”, dengan pasukan di lapangan secara ketat melakukan manuver pertahanan. Ini dikeluarkan setelah pembicaraan semalam antara para pejabat Israel dan AS. Sementara itu Kan mengatakan negosiasi mengenai rencana Trump diperkirakan akan segera dilaksanakan.
Menyusul pernyataan Hamas dan Trump mengenai usulan Amerika untuk mengakhiri perang di Gaza dan membebaskan para sandera, IDF mengumumkan bahwa Kepala Staf Letjen Eyal Zamir bertemu dengan para jenderal untuk “penilaian situasi khusus sehubungan dengan perkembangan tersebut.” Sebuah pernyataan dari militer mengatakan bahwa sesuai perintah eselon politik, Zamir menginstruksikan Pasukan Penjajahan Israel untuk bersiap “untuk implementasi tahap pertama rencana Trump untuk membebaskan para sandera,” tanpa merinci apa isi perintah tersebut.
Pernyataan tersebut juga tampaknya mengkonfirmasi laporan bahwa para pemimpin politik memerintahkan IDF untuk menghentikan serangannya untuk mengambil alih Kota Gaza dan sebaliknya fokus pada operasi pertahanan. “Keamanan pasukan kami adalah yang paling penting dan semua kemampuan IDF akan dialokasikan ke Komando Selatan untuk mempertahankan pasukan kami.”
"Kepala staf menekankan bahwa mengingat sensitivitas operasional, pasukan harus menunjukkan peningkatan kesiapan dan kesadaran. Demikian pula, perlunya respons cepat untuk menghilangkan ancaman apa pun telah diklarifikasi," tambah pernyataan itu.
Hamas semalam mengatakan bahwa mereka telah setuju untuk melepaskan semua tawanan Israel yang ditahan di Gaza, baik hidup maupun mati, “dengan cara yang bisa mencapai” berakhirnya perang Israel dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza. Mereka juga mengatakan akan menyerahkan kekuasaan di Gaza kepada sekelompok teknokrat Palestina.
Mengenai 20 poin rencana Trump lainnya, termasuk perlucutan senjata Hamas, kelompok tersebut mengatakan bahwa rencana tersebut harus “dibahas dalam kerangka nasional Palestina yang komprehensif, di mana Hamas akan diikutsertakan dan akan berkontribusi dengan penuh tanggung jawab”.
Trump menyambut baik tanggapan Hamas, dan menulis di situs Truth Social miliknya bahwa ia yakin kelompok Palestina “siap untuk PERDAMAIAN abadi”. Dalam pengumuman besarnya, ia juga mengatakan bahwa “Israel harus segera menghentikan pemboman di Gaza” agar para tawanan dapat dibebaskan.
"Kami sudah berdiskusi mengenai rincian yang harus diselesaikan. Ini bukan hanya tentang Gaza, ini tentang PERDAMAIAN yang telah lama diupayakan di Timur Tengah," tulisnya.