Selasa 11 Jan 2022 15:30 WIB

Menlu Israel Positif Covid-19 Saat Negaranya Bersiap Hadapi Omicron dengan Dosis 4 Vaksin

Menlu Israel mengaku tetap sehat meski positif Covid-19 karena divaksinasi

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid
Foto: Arabnews.com
Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada Senin (10/1/2022) dinyatakan positif Covid-19. Lapid tidak mengalami gejala dan melakukan karantina mandiri di kediamannya.

"Saya dalam kondisi sehat karena saya divaksinasi. Segera vaksinasi, pakai masker, dan kita akan melewati ini bersama-sama," ujar Lapid.

Baca Juga

Lapid adalah arsitek utama dalam koalisi penguasa Israel. Dia akan mengambil alih jabatan perdana menteri tahun depan, sesuai perjanjian rotasi dengan Perdana Menteri Naftali Bennett.

Israel telah mempersiapkan diri menghadapi varian omicron dengan mempertimbangkan untuk memberikan vaksin Covid-19 dosis keempat. Sebuah panel penasihat vaksin yang terdiri atas 80 ahli kesehatan masyarakat merekomendasikan dosis keempat kepada kelompok usia 60-an dan petugas kesehatan.

Pertimbangan Israel memberikan vaksin Covid-19 dosis keempat mendapatkan respons baik dari para ahli kesehatan. Hingga saat ini belum ada data yang menunjukkan efektivitas vaksin dosis keempat dalam menangkal varian omicron.

"Tidak ada bukti bahwa dosis keempat membantu. Dan tidak ada bukti bahwa itu tidak membahayakan. Namun, kamu masih harus membuat keputusan," ujar seorang dokter anak dan ahli penyakit menular yang merupakan anggota panel penasihat vaksin, Profesor Ron Dagan, dilansir ABC News.

Uji coba awal vaksinasi dosis keempat dimulai pada Senin (27/12/2021), dengan melibatkan 150 staf di Sheba Medical Center, di pinggiran Tel Aviv. Tingkat kemanjuran vaksin dosis keempat akan diinformasikan kepada otoritas kesehatan dalam beberapa pekan mendatang.

Penelitian menunjukkan, mereka yang divaksinasi dengan suntikan ketiga memiliki respons kekebalan yang lebih kuat terhadap varian omicron daripada mereka yang menerima dua dosis vaksin. Para peneliti Israel telah mencatat penurunan kekebalan yang signifikan di antara mereka yang telah menerima suntikan ketiga. Hal serupa juga diutarakan oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris, yang menyatakan bahwa suntikan booster kehilangan efektivitas hingga 25 persen terhadap omicron setelah 10 minggu.

Seorang profesor epidemiologi dan kedokteran pencegahan di Universitas Tel Aviv, Daniel Cohen, mengatakan, berkurangnya kekebalan dari suntikan booster belum memadamkan harapan bahwa suntikan keempat dapat memberikan respons kekebalan yang paling kuat terkait kualitas antibodi yang dihasilkannya. Namun, tidak menutup kemungkinan hal sebaliknya bisa terjadi.

Salah satu skenario yang mungkin adalah dosis keempat tidak efektif untuk melindungi kelompok rentan terhadap omicron. Serupa dengan suntikan dosis ketiga saat varian delta melanda. Kelemahan lain yang kemungkinan muncul dari dosis keempat justru dapat melemahkan respons kekebalan tubuh. Hal itu bisa membuat vaksin menjadi tidak berdaya melawan penyakit.

"Anda mungkin mendapatkan toleransi atau desensitisasi sel-sel sistem kekebalan semacam ini," kata Cohen.

Para ahli Israel mengatakan bahwa kekhawatiran tersebut tidak sebanding dengan potensi perlindungan yang dapat ditawarkan oleh vaksin dosis keempat. Data efektivitas suntikan keempat dapat memengaruhi keputusan negara-negara kaya lainnya untuk meluncurkan program serupa.

Baca: Swiss Larang Tentara Pakai Aplikasi Pesan Asal AS dari Whatsapp Hingga Telegram

Baca: Awalnya Berdalih Mengawasi, Kini AS Malah Bangun Kilang Minyak di Suriah

Penyebaran kasus Covid-19 yang terkait dengan varian omicron di Israel dapat menjadi pijakan dalam memahami efektivitas vaksin untuk mencegah pandemi di masa depan. Termasuk kemungkinan dosis kelima atau lebih di masa mendatang. 

Baca: Bayang-Bayang Kuasa Mantan Presiden di Balik Kekacauan Kazakhstan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement