Rabu 12 Jan 2022 08:41 WIB

WHO: Eropa Derita 7 Juta Kasus Covid-19 Omicron pada Pekan Pertama Januari

WHO menyebut Omicron bergerak lebih cepat dan lebih luas dibandingkan varian lainnya

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron

REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, ada lebih dari 7 juta kasus baru varian omicron Covid-19 di seluruh Eropa pada pekan pertama Januari. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat hanya dalam dua pekan.

Direktur WHO Eropa Dr. Hans Kluge mengatakan pada Selasa (11/1/2022) bahwa 26 negara di wilayahnya melaporkan bahwa lebih dari 1 persen dari populasi terinfeksi Covid-19 setiap pekan. Dia memperingatkan tentang kemungkinan tidak ada peluang bagi negara-negara untuk mencegah sistem kesehatan kewalahan.

Baca Juga

Kluge mengutip perkiraan dari Institute of Health Metrics di University of Washington yang memproyeksikan setengah dari populasi di Eropa Barat akan terinfeksi Covid-19 dalam enam hingga delapan pekan ke depan. "Omicron bergerak lebih cepat dan lebih luas dari varian (sebelumnya) yang telah kita lihat," katanya.

Direktur WHO Eropa itu pun menyerukan negara-negara untuk mengamanatkan penggunaan masker di dalam ruangan dan memprioritaskan vaksinasi, termasuk dosis booster. Pemberian itu untuk populasi berisiko, termasuk petugas kesehatan dan orang tua.

Markas besar WHO di Jenewa sebelumnya telah memohon kepada negara-negara kaya untuk tidak menawarkan dosis booster dan menyumbangkannya ke negara-negara miskin. Negara miskin menjadi kelompok-kelompok rentan yang masih memiliki cakupan vaksinasi rendah.

Baca: Temukan 2 Kasus Omicron, China Kurung 20 Juta Orang dengan Lockdown 3 Kota

Kluge mengaku sangat prihatin ketika omicron bergerak ke timur melintasi Benua Eropa, varian tersebut akan memakan korban yang jauh lebih tinggi di negara-negara dengan tingkat cakupan vaksinasi yang lebih rendah. Di Denmark, dia mencatat, tingkat rawat inap virus corona enam kali lebih tinggi pada orang yang tidak divaksinasi dibandingkan dengan kelompok yang telah menerima suntikan vaksin. 

Baca: Kucurkan Rp 4,4 Triliun, AS: Kami Tetap Jadi Donor Tunggal Terbesar di Afghanistan

Baca: Udara Beku Kutub Utara Sapu Wilayah Timur Laut AS, Suhunya Menusuk Kulit

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement