REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mulai melaksanakan layanan vaksinasi booster kepada masyarakat. Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dois ke-tiga ini digelar serentak di berbagai fasilitas kesehatan (faskes) seperti Puskesmas hingga Rumah Sakit.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam yan dikonfirmasi mengatakan, terkait dengan pelakanaan vaksinasi booster telah disampaikan Pemerintah dan Presiden juga telah memberikan arahan dan telah ditindaklanjuti oleh Menteri Kesehatan RI.
“Kota Semarang, karena persyaratanya sudah terpenuhi seperti vaksinasi I lansia sudah lebih dari 70 persen, kemudian vaksinasi I secara umum lebih dari 70 persen, boleh malakukan vaksinasi booster,” katanya, saat dikonfirmasi di sela pelaksanan vaksinasi booster di Puskesmas Bugangan, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang, Rabu (12/1).
Untuk masyarakat yang bisa diberikan vaksinasi booster, jelas Abdul Hakam, ketentuannya adalah mereka yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap (dosis I dan dosis II) dengan jarak waku lebih dari enam bulan.
“Dengan mengacu pada ketentuan ini, maka jumlah sasaran vaksinasi booster di Kota Semarang ada sekitar 250.000 orang, pada pelaksanaan pemberian vaksinasi booster tahap awal ini,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan untuk vaksin booster tahap awal ini Dinkes Kota Semarang memanfaatkan logistik sudah tersedia. Kebetulan sampai dengan pelaksanan vaksinasi pekan kemarin masih ada sisa stok sekitar 30 ribu dosis.
Dinkes Kota Semarang juga sudah berkoordinasi untuk meminta tambahan stok kepada Dinkes Provinsi Jawa Tengah guna mendukung pelaksanaan vaskinasi booster yang dimulai pada hari ini.
Dengan demikian, Dinkes Kota Semarang bisa membuka layanan vaksinasi booster di 37 puskesmas yang ada di 16 kecamatan di Kota semarang, beberapa rumah sakit, seperti RS Telogorejo, RSUD KRMT Wongso Negoro (RSWN), RS Pantiwiloso dan lainnya.
“Kemudian di Poltekes juga sudah mulai memberikan layanan booster dan nanti kita –mungkin-- juga akan buka lagi di sentra vaksinasi booster di Tentrem, karena sasarannya memang ada sekitar 250.000-an,” jelasnya.
Terkait persyaraan yang harus dipenuhi agar masyarakat di Kota semarang bisa mendapatkan vaksinasi booster, Abdul Hakam menegaskan, pada prinsipnya sudah vaksinasi lengkap dosis I dan dosis II.
Jarak vaksinasi lengkap dengan pemberian vaksinasi booster sudah lebih dari enam bulan, kemudian mendaftar melalui laman Vaksinasi Covid-19 Kota Semarang Terintegrasi (VICTORI) dan dan pastikan sudah mempunyai e-ticket untuk bvaksinasi.
Tujuannya agar pada pada waktu mendaftar tidak membutuhkan proses yang lama. Di laman VICTORI nanti juga akan diinformasikan kuota dari masing- masing Puskesmas maupun faskes layanan vaksinasi lainnya.
“Jadi teman- teman PIC Puskesmas akan menginformasikan layanan vaksinasi booster di puskesmanya dibuka berapa kuota, apakah 50 atau 100 dan nanti yang ngeset adalah teman- teman dari fasilitas kesehatan (fskes) sendiri,” tambahnya.
Abdul Hakam juga menyampaikan, terkait dengan jumlah kuota di tiap- tiap faskes --seperti Puskesmas-- memang masih terbatas dan harus menyesuaikan dengan volume pelayanan hariannya.
Karena untuk Puskesmas, sampai saat ini juga masih melayani vaksinasi dosis I untuk anak usia 6 -11 tahun, kemudian juga vaksinasi II untuk masyarakat umum. Maka kalau di Puskesmas tidak ada kegiatan yang lain, sehari akan mampu melayani 200 vaksinasi booster.
“Kemarin sudah saya sampaikan untuk vaksinasi dosis I anak usia 6 -11 tahun harapannya sudah bisa terselesaikan dalam pekan ini. Namun ini belum kita selesaikan, sudah masuk program vaksinasi booster,” lanjutnya
Kendati begitu, Dinkes Kota semarang memperkirakan untuk plekasanaan vaksinasi booster hari bisa mencapai 5.000 an. Hitungannya kalau rata- rata di Puskesmas masih 100- an, maka di 36 Puskesmas bisa melaksanakan sekitar 3.600.
Kemudian RS Pantiwilasa sudah siap melaksanakan 500, yang lain ada sekitar 300 an, RSWN 200 hingga 300 sehingga dimungkinkan akan mampu mencapai 5.000 an.
“Untuk jenis vaksin yang boleh dipakai ada lima, seperti Sinovac, Moderna, Astrazaneca, Zifivax dan Pfizer dan dosis yang diberikan hanya separuh dari dosis vaksinasi I dan vaksinasi II,” katanya.