Sabtu 15 Jan 2022 08:06 WIB

Awal 2022, JQR Bangun Jembatan Gantung di Ciamis

Sebelumnya, 4.903 warga dua desa harus melewati jembatan rusak untuk seberangi sungai

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Jembatan gantung terbentang kokoh di atas Sungai Cimuntur yang menghubungkan Desa Kertabumi Kecamatan Cijeungjing dan Desa Denasari Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis.
Foto: Istimewa
Jembatan gantung terbentang kokoh di atas Sungai Cimuntur yang menghubungkan Desa Kertabumi Kecamatan Cijeungjing dan Desa Denasari Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Awal 2022, organisasi kemanusiaan bentukan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Jabar Quick Response(JQR), sukses membangun jembatan gantung. Jembatan ini terbentang kokoh di atas Sungai Cimuntur yang menghubungkan Desa Kertabumi Kecamatan Cijeungjing dan Desa Denasari Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Menurut Koordinator Kanal Jembatan JQR, Mulla Panggabean, sebelumnya warga di dua desa berpenduduk 4.903 jiwa harus melewati jembatan rusak untuk melewati sungai. “Untuk mengakses pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lainnya warga nekat dan bertaruh nyawa ketika menyeberangi sungai dengan lebar sekitar 55 meter itu,” ujar Mulla dalam siaran persnya, Jumat (14/1).

Mulla mengatakan, pengerjaan jembatan dilaksanakan kurang dari 10 hari. Karena, warga bepartisipasi dipadukan dengan tim teknis jembatan dapat memotong waktu pembangunan. Selain itu, warga juga akan timbul rasa memiliki, sehingga kedepan turut  merawat jembatan yang dibangun. 

“Pengerjaan melalui jasa kontraktor akan lebih lama, kunci kecepatan adalah partisipasi masyarakat dengan tim teknis pengerjaan, hal ini adalah wujud dari comunity development yang dilakukan JQR untuk setiap pelaksanaan pembangunan jembatan," paparnya. 

Menurut Mulla, jembatan gantung adalah salah satu kanal aduan di JQR. Masyarakat bisa melaporkan ke website jabarq.id atau media sosial JQR jika memiki persoalan terkait kebutuhan akses jembatan gantung untuk mobilisasi keseharian warga.

“Banyak warga melaporkan soal kebutuhan jembatan gantung di daerahnya karena terputusnya akses ekonomi, pendidikan dan pelayanan lainnya. Maka daripada itu kemudian jadi isu kemanusiaan yang wajib direspon oleh JQR,” kata Mulla.

Menurutnya, tujuan pembangunan jembatan bukan hanya membangun infrastruktur namun juga etos yang selama ini ada di desa yakni gotong royong. “Jauh hari sebelum pembangunan kami melakukan assesment dan sosialisasi sampai membentuk kelompok kerja sehingga ujungnya bukan hanya membangun infrastuktur tapi juga menghubungkan manusia dengan manusia,” katanya.

Selain gotong royong dengan warga, kata dia, JQR juga berkolaborasi dengan pihak swasta Bank Jabar Banten (BJB) dan Vertical Rescue Indonesia (VRI). JQR, sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa pun dan mengajak untuk bersama menuntaskan permasalahan kemanusiaan di Jawa Barat.

“Sesuai dengan amanat Gubernur Jawa Barat, untuk percepatan menyelesaikan permasalahan kemanusiaan kami harus mengedepankan cara-cara kolaborasi, selama itu urusan kemanusiaan mari kita bersama selesaikan,” kata Mulla.

Salah seorang warga juga guru di MI Kertabumi Titin Agutina mengatakan rasa syukurnya. Awalnya banyak anak didiknya yang tidak bisa masuk kelas ketika arus sungai tengah deras. Titin telah sangat lama mengharapkan jembatan yang aman untuk dilewati anak didik dan warga lainnya.

“Mudah-mudahan dengan adanya jembatan ini membawa keberkahan untuk yang membangun juga untuk yang melewatinya,” katanya. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement