Senin 17 Jan 2022 17:23 WIB

Militer AS Ciptakan Vaksin Covid-19 Lawan Semua Varian, Masuk Fase Uji Klinis 2 dan 3

Vaksin Covid-19 dengan nama 'SpFN' ini dibuat dengan pendekatan berbeda.

Red: Nora Azizah
Vaksin pan-coronavirus yang tengah dikembangkan di Amerika Serikat sudah melalui uji klinis tahap pertama.
Foto: www.wikimedia.com
Vaksin pan-coronavirus yang tengah dikembangkan di Amerika Serikat sudah melalui uji klinis tahap pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, 

Oleh: Gumanti Awaliyah

Baca Juga

Vaksin pan-coronavirus yang tengah dikembangkan di Amerika Serikat sudah melalui uji klinis tahap pertama. Vaksin yang dirancang untuk melawan semua varian Covid-19 itu menjadi salah satu penelitian prioritas dari Angkatan Darat AS atau US Army’s Walter Reed Army Institute of Research (WRAIR).

Vaksin pan-coronavirus atau vaksin spike ferritin nanopartikel Covid-19 (SpFN) yang dirancang WRAIR telah menyelesaikan fase pertama uji coba pada manusia dengan hasil positif. Direktur penyakit menular di WRAIR yang juga salah seorang penemu SpFN, Dr Kayvon Modjarrad, mengatakan, pihaknya sedang menguji vaksin pan-coronavirus terhadap semua varian yang berbeda termasuk omicron, strain yang menyebabkan infeksi terobosan bahkan pada mereka yang telah mendapat vaksin booster.

“SpFN masih perlu menjalani uji coba fase 2 dan 3 pada manusia, untuk menguji kemanjuran dan keamanannya dibandingkan dengan perawatan saat ini,” kata Modjarrad seperti dilansir dari laman CNet, Senin (17/1/2022).

 

Lalu apa itu vaksin pan-coronavirus? 

Sebelum menjawab itu, perlu diketahui bahwa saat ini ada tiga vaksin yang diizinkan untuk digunakan di AS. Ketiganya mengambil dua pendekatan untuk mencegah infeksi Covid-19: vaksin Pfizer dan Moderna menggunakan mRNA untuk membangun kekebalan, sedangkan vaksin Johnson & Johnson menggunakan rhinovirus untuk melatih sistem kekebalan tubuh agar tanggap terhadap Covid.

Vaksin spike ferritin nanoparticle Covid-19 atau SpFN mengambil pendekatan ketiga, menggunakan bagian virus Covid-19 yang tidak berbahaya untuk memacu imun tubuh melawan Covid-19. SpFN juga memiliki persyaratan penyimpanan dan penanganan yang tidak terlalu rumit dibandingkan dengan vaksin Moderna dan Pfizer, sehingga memungkinkannya untuk digunakan dalam berbagai situasi.

SpFN dapat disimpan antara 36 dan 46 derajat Fahrenheit hingga enam bulan dan pada suhu kamar hingga satu bulan. Sementara vaksin Pfizer harus disimpan di suhu freezer ultradingin (antara minus 112 dan minus 76 derajat F), dengan pengiriman dan penyimpanan hanya aman selama 31 hari saat disimpan di lemari es.

Vaksin pan-coronavirus telah diuji dengan dua suntikan, terpisah 28 hari, dan juga dengan suntikan ketiga setelah enam bulan.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement