Rabu 19 Jan 2022 17:40 WIB

Siap Beroperasi Agustus, KAI Ajukan Tarif LRT Jabodebek Rp 15 ribu

Tarif LRT Jabodebek akan disamakan dengan Commuter yaitu tergantung jarak

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Foto udara kereta LRT (Light Rail Transit) terparkir di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/1/2022). Progres pembangunan depo LRT Bekasi telah mencapai 84,76 persen dan untuk keseluruhan pembangunan LRT Jabodebek telah mencapai 88,69 persen.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Foto udara kereta LRT (Light Rail Transit) terparkir di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (18/1/2022). Progres pembangunan depo LRT Bekasi telah mencapai 84,76 persen dan untuk keseluruhan pembangunan LRT Jabodebek telah mencapai 88,69 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI saat ini sudah menghitung tarif untuk LRT Jabodebek. Tarif tersebut sifatnya masih dalam pengajuan namun yang akan menentukan regulator atau Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. 

"Sementara ini untuk tarif semula (yang diajukan) Rp 12 ribu akan menjadi Rp 15 ribu," kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam Diskusi Publik Persiapan Operasional LRT Jabodebek, Rabu (19/1/2022). 

Baca Juga

Executive Vice Presiden (EVP) LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi menjelaskan usulan tarif tersebut merupakan tarif rata-rata. Purnomosidi menjelaskan nantinya, sistem tarif yang akan ditetapkan untuk LRT Jabodebek rencananya tidak berbeda seperti kereta rel listrik (KRL). 

"Nanti Tarif nya end to end sama seperti KAI Commuter tergantung jarak minimal lalu sisanya dihitung sesuai jarak masing-masing. Everage Rp 15 ribu itu untuk satu orang dalam satu kali perjalanan," jelas Purnomosidi. 

Purnomosidi menjelaskan saat ini soal tarif tersebut masih dalam tahap diskusi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Dalam perhitungan yang sudah dibuat, Purnomosidi mengatakan tarif minimal bisa mencapai Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu untuk lima kilometer atau enam kilometer pertama. 

Purnomosidi menjelaskan, tarif yang diajukan Rp 15 ribu tersebut merupakan angka yang sudah disubsidi oleh pemerintah. "Sebelum disubsidi jadinya sekitar Rp 30 ribu an lah. Tapi kami menghitung secara keseluruhan bukan per penumpang. Biaya operasi berapa, pendapatan kita berapa, selisihnya itu yang ditanggung pemerintah," ungkap Purnomosidi.

Agustus 2022

Didiek juga menambahkan pihaknya menargetkan LRT Jabodebek akan beroperasi pada Agustus 2022. Didiek mengatakan total progres proyek strategis nasional (PSN) tersebut saat ini sudah mencapai 78,78 persen. 

"Ini untuk test dan commisioning Januari sudah mulai. Juni sampai Agustus nanti trial run. Nanti Agustus (operasional) belum mencakup semua," ungkap dia.

Meskipun begitu, Didiek memastikan pada saat Agustus beroperasi, lintasan utama LRT Jabodebek Ditargetkan sudah beroperasi. Lintasan tersebut mencakup Cawang-Cibubur, Cabang-Dukuh Atas, dan Cabang-Bekasi Timur.

Didiek menjelaskan untuk operasional dipo LRT Jabodebek masih menyesuaikan dengan progres berjalan. "Untuk dipo akan dioperasikan secara manual (berbeda dengan sistem operasional tiga lintasan utama LRT Jabodebek," jelas Didiek. 

Baca juga: Gerak Cepat, Erick Jadikan PLN Induk Holding Kelistrikan

Dengan begitu nantinya operasional LRT yang menggunakan sistem Communication Based Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) level 3 pada Agustus 2022. Hanya saja untuk dipo masih dilakukan secara manual. 

Sementara itu, Direktur Keselamatan dan Keamanan KAI John Robertho menegaskan masyarakat tidak perlu meragukan operasional LRT Jabodebek nanti pada Agustus 2022. "Jangan ragu nanti kalau Agustus ini kita perasikan. Mudah-mudahan, Hari kemerdekaan sudah bisa dioperasikan," kata John. 

John menjelaskan nantinya, LRT Jabodebek akan mengoperasikan sebanyak 31 trainset. Dalam satu train set, kata John, terdapat sebanyak enam kereta. 

"Headway atau waktu tunggu antar kereta untuk lintasan satu dan tiga enam menit. Nanti masuk ke Cawang dan Dukuh Atas menjadi tiga menit," tutur John. 

John mengatakan akan ada 18 stasiun yang melayani operasional LRT Jabodebek. Lalu jumlah perjalanannya akan ada sebanyak 560 perjalanan per hari dengan jalur sepanjang 43,8 kilometer. 

"Dalam operasional 560 perjalanan ini sebenarnya hanya membutuhkan 27 train set (total ada 31 Train set). Satu set akan menjadi cadang. Tiga trainset lainnya untuk perawatan," jelas John.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement