Kamis 20 Jan 2022 16:02 WIB

Bungkam Patriots, Hangtuah Menatap Sapu Bersih Seri 1 IBL 2022

Hangtuah mengalahkan Indonesia Patriots dengan skor tipis 60-58 di Seri 1 IBL.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Guard Amartha Hangtuah Sevly Rondonuwu membawa bola saat menghadapi Indonesia Patriots di Seri 1 IBL 2022.
Foto: IBL Indonesia/Hari Purwanto
Guard Amartha Hangtuah Sevly Rondonuwu membawa bola saat menghadapi Indonesia Patriots di Seri 1 IBL 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amartha Hangtuah Jakarta menjadi belum terkalahkan di Seri 1 IBL Tokopedia 2022 yang berlangsung di Jakarta. Tim asuhan AF Rinaldo ini masih sempurna (3-0) atau tiga kali menang dalam tiga laga awal yang telah dimainkannya. Hangtuah menatap sapu bersih karena tinggal menyisakan satu laga pada Seri 1 Jakarta menghadapi Tangerang Hawks pada Sabtu (22/1/2022).

Tim ketiga yang merasakan kekalahan dari Hangtuah adalah timnas muda Indonesia yang memakai nama Indonesia Patriots. Dalam laga yang berlangsung Kamis (20/1/22), di Gedung Basket Senayan, Jakarta, Hangtuah mengalahkan Indonesia Patriots dengan skor tipis 60-58.

Baca Juga

Hangtuah membuat start cemerlang pada game ini. Permainan menawan Fisyaiful Amir membawa Hangtuah menutup kuarter pertama 19-6. Indonesia Patriots memperbaiki defense pada kuarter kedua. Mereka membuat penjagaan mengecil untuk menahan Fisyaiful dan rekan-rekan menerbos langsung ke ring. Sebaliknya di offense, Patriots mengeksekusi transisi dengan nyaris sempurna untuk memperkecil ketertinggalan menjadi 23-31 pada kuarter kedua.

Hangtuah kembali mendominasi di kuarter tiga. Tim asuhan AF Rinaldo ini menambah 24 poin dan kemasukan 20 angka. Hangtuah kembali menjauh di akhir kuarter tiga dengan skor 55-43. Namun Patriots asuhan Milos Pejic tak membiarkan Hangtuah menang dengan mudah. Bermodal defense ketat di bawah ring, Patriots bisa menipiskan selisih skor menjadi dua angka 56-58 dalam waktu 4 menit 46 detik tersisa. 

Setelahnya, Hangtuah mendapatkan dua angka dari tembakan bebas Anton Waters Sr.  Kedua tim kemudian bergantian kesulitan mendekati ring lawan dan lebih banyak mengandakan tembakan medium dan tiga angka. Sayang, tak ada yang menemui sasaran. Hingga tepat laga tersisa semenit, Aldy Izzatur Rachman sukses menyarangkan lay up untuk membuat skor menjadi 58-60.

Hangtuah mencoba menambah poin, tapi tembakan tiga angka Sevly tak menemui sasaran. Sebaliknya satu lay up Aldy saat laga tersisa 25 detik juga digagalkan Hangtuah. Upaya Ali Bagir Alhadar dari Patriots pada 16 detik tersisa digagalkan lewat foul bawah yang tidak dihukum tembakan bebas. Di sini para Patriots tidak cermat bahwa waktu serang mereka sudah sedikit sehingga penguasaan bola berbalik menjadi milik Hangtuah dengan dua detik tersisa. Meskipun bisa merebut kembali, pemain Patriots tak bisa mengeksekusi sempurna bola hanya dalam satu detik tersisa. Patriots pun menelan kekalahan kedua.

Pelatih Milos Pejic menilai timnya memulai laga dengan buruk di defense dan offense. Menurutnya, faktor pengalaman memengaruhi ini. Terlebih, Patrit dinilainya juga tak memiliki pemain asing seperti lawannya.

"Namun saya percaya seiring berjalannya waktu, di Seri 2 atau 3 para pemain saya semakin membaik. Pemain saya punya talenta, yang kurang hanyalah pengalaman. Itu akan mereka dapatkan nanti," kata pelatih yang musim lalu membawa Satria Muda Pertamina juara IBL.

Dua pemain lokal Hangtuah tampil gemilang dalam laga ini, Sevly Rondonuwu mengoleksi 19 poin, termasuk lima tembakan tripoin dari delapan percobaan. Fisyaifyl Amir menambah 17 poin dan 8 rebound. Anton Waters hanya mencetak 4 angka namun berkontribusi dengan 12 rebound.

Di kubu Patriots, Mario Davidson memimpin dengan torehan 18 poin, Ali Bagir menambah 16 poin, Dame Diagne mencetak double-double 10 poin dan 10 rebound. 

Pelatih Hangtuah AF Rinaldo bersyukur bisa memenangkan pertandingan ini. Ia mengatakan timnya yang berusaha menjaga marjin keunggulan gagal karena banyak melakukan turn over.

"Pekerjaan kami masih banyak karena jika ditekan pada second half masih sering buat kesalahan. Tim ini masih naik turun karena mungkin persiapan yang mepet dan itu bukan terjadi di Amartha saja, tim lain saya rasa punya hal yang sama," ungkap Inal, sapaannya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement