REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghentikan reli penurunan pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (20/1/2022). IHSG berakhir naik ke posisi 6.626,87 atau menguat 0,53 persen setelah tiga hari beruntun mengalami koreksi.
Nilai transaksi yang terjadi sepanjang perdagangan bursa hari ini mencapai Rp 12,69 triliun dengan volume 17.753 miliar lembar saham. Mayoritas saham bergerak naik dengan jumlah 288 saham. Sementara, saham yang mengalami penurunan sejumlah 232 saham.
Penguatan bursa saham domestik pada penutupan perdagangan sesi kedua hari ini ditopang saham-saham energi seperti INCO, HRUM, ADRO, MDCO. Sementara investor asing membukukan penjuakan bersih dengan saham-saham yang dilepas antara lain BBRI, ASII, ICBP, UNTR, hingga HEAL.
Sejalan dengan IHSG, indeks saham di Asia juga ditutup menguat hari ini. Saham Hang Seng memimpin kenaikan dengan melesat sebesar 3,42 persen lalu diikuti Nikkei 225 yang naik 1,11 persen dan Strait Times menguat tipis 0,33 persen.
Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan, indeks saham di Asia sore ini ditutup naik seiring membaiknya sentimen investor di tengah redanya tekanan jual atas surat utang global. Selain itu, bank sentral Cina (PBOC) juga memangkas suku bunga pinjaman (loan prime rate).
PBOC memangkas suku bunga LPR bertenor 1 tahun sebesar 10 bps menjadi 3,7 persen dari 3,8 persen. Sementara itu, suku bunga LPR bertenor 5 tahun di turunkan 5 bps dari 4,65 persen menjadi 4,6 persen.
"Ini penurunan suku bunga LPR bertenor 5 tahun yang pertama sejak April 2020, puncak terjadinya pandemik Covid-19 di Cina," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Kamis (20/1/2022).
Penurunan suku bunga LPR ini merupakan kelanjutan dari usaha PBOC menekan biaya pinjaman. Pada Senin lalu, PBOC mengejutkan pasar dengan menurunkan suku bunga Medium-Term Loan Facility (MLF) bertenor 1 tahun untuk pertama kali sejak April 2020 sebesar 10 bps menjadi 2,85 persen dari 2,95 persen.
Dengan semua langkah ini, menurut riset, PBOC ingin mengirim sinyal ke pasar bahwa bank sentral sudah memberi respons cepat untuk menopang pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan biaya pinjaman, meredakan tekanan pada pasar properti serta memberi rangsangan bagi konsumsi dan investasi.