REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah Kota Tasikmalaya dilaporkan terus bertambah pada Januari 2022 ini. Bahkan sudah ada warga yang dilaporkan meninggal dunia akibat DBD.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya, sepanjang 2021 terdata 870 kasus DBD, di mana 21 orang meninggal dunia. Adapun pada periode 1-25 Januari 2022 sudah tercatat 209 kasus DBD.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tasikmalaya Asep Hendra, berdasarkan hasil verifikasi, pada Januari ini sudah ada empat warga yang meninggal dunia akibat DBD. Mayoritasnya masih usia anak. “Tiga orang anak-anak dan satu orang dewasa,” ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (25/1/2022).
Meskipun sudah terdata ratusan kasus DBD dan adanya korban meninggal dunia pada Januari ini, Asep mengatakan, belum sampai ditetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Menurut dia, Dinkes akan terus memantau perkembangan kasusnya. “Mudah-mudahan tidak sampai KLB,” kata dia.
Asep mengatakan, wali kota Tasikmalaya sudah mengeluarkan instruksi pada akhir 2021 yang mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi penyebaran DBD. Masyarakat diminta aktif mengantisipasi penyebaran DBD dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Di antaranya dengan rutin menguras tempat penampungan air dan menutupnya, serta membereskan tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk pembawa virus dengue. “Ini harus seluruhnya bergerak, tidak bisa hanya petugas. Namun, dari pendampingan yang kami lakukan, masih banyak masyarakat yang cuek untuk PSN. Kesadaran masih lemah. Giliran kejadian baru terasa,” kata Asep.
Kasus DBD pada Januari ini dilaporkan tersebar di seluruh kecamatan wilayah Kota Tasikmalaya. Terbanyak dilaporkan di Kecamatan Mangkubumi, sebanyak 51 kasus. Kemudian di Kecamatan Kawalu 38 kasus, Tawang 30 kasus, Tamansari 17 kasus, Cipedes 15 kasus, dan di Cibeureum 14 kasus.
Selanjutnya di wilayah Kecamatan Cihideung 13 kasus, Bungursari 11 kasus, Purbaratu 11 kasus, dan di Kecamatan Indihiang terdata 9 kasus DBD. Hingga kini dilaporkan masih ada 18 orang pasien DBD yang menjalani perawatan.
Kepala Puskesmas Mangkubumi, Arif Prianto, mengatakan, di puskesmasnya terdata tujuh kasus DBD. Adapun di Puskesmas Sambongpari, yang juga berada di wilayah Mangkubumi, terdata 44 kasus.
Dalam upaya pencegahan DBD, menurut dia, Dinkes dan puskesmas telah meminta aparat kecamatan menggencarkan sosialisasi PSN kepada masyarakat. Pasalnya, ia menilai, masyarakat biasanya baru bergerak ketika sudah muncul banyak kasus DBD.
Menurut Arif, PSN ini merupakan langkah penting dalam mencegah DBD. Jika ada kasus, kata dia, puskesmas menurunkan tim surveilans dan melakukan pemeriksaan terhadap 20 rumah di sekitar rumah pasien DBD.
Pemeriksaan itu dilakukan untuk mengecek ada atau tidaknya jentik nyamuk di lingkungan tersebut. “Setiap ada satu kasus positif, 20 rumah di sekitarnya pasti diperiksa, apakah ada jentik nyamuk atau tidak. Beberapa wilayah juga sudah dilakukan fogging (pengasapan), namun belum semua wilayah,” kata Arif.