REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Selasa (25/1/2022), Indonesia memiliki insenerator terbesar di Indonesia berkapasitas 50 ton perhari. Dikatakan terbesar karena selama ini insinerator yang ada kapasitas dan teknologinya belum secanggih giant insinerator yang di miliki PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI).
Kegiatan peluncuran alat pemusnah limbah B3 berteknologi thermal ini diawali dengan penekanan tombol bersama antara Presiden Direktur PPLI Yoshiaki Chida, Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (KLHK), Sayid Muhadhar, serta Duta Besar Jepang H.E.Kanasugi Kenji.
PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) dikenal sebagai perusahaan pengolah limbah B3 dan menjadi salahsatu yang terbesar di Indonesia dengan luas lahan mencapai 64 hektar berpusat di Klapanunggal Bogor, Jawa Barat.
Sebagai perusahaan yang fokus pada pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) selama lebih dari 27 tahun, jajaran manajemen menilai teknologi pengolahannya perlu ditingkatkan dan terus dikembangkan. Apalagi jenis Limbah B3 yang harus dapat ditangani oleh PPLI kian banyak dan meluas seluruh nusantara.
Demikian diungkapkan Presiden Diector PT PPLI, Yoshiaki Chida dalam sambutannya saat launching insinerator PPLI. "Peningkatan kapasitas insinerator salah satunya agar makin banyak limbah yang kami jangkau," ungkap Chida.
Insinerasi lanjut Chida merupakan proses pengolahan limbah secara termal yang memanfaatkan energi panas untuk membakar limbah. "Proses pembakaran ini dilakukan secara terkendali pada suhu tinggi dalam suatu alat tertutup yang disebut insinerator" tandasnya.
Dijelaskannya, energi panas yang digunakan dalam proses insinerasi tidak hanya mampu menghancurkan polutan yang terkandung dalam limbah, tetapi juga mampu mengurangi massa dan volume limbah secara signifikan.
Manajemen PPLI kini telah meningkatkan layanan pengolahan limbah B3 nya dengan meng-upgrade Insinerator berukuran raksasa yang memiliki kemampuan memusnahkan limbah B3 hingga 50 ton perhari.
Sehingga jumlah total limbah B3 yang bisa diolah PPLI menjadi 800 ton perhari. "Adanya insinerator berkapasitas besar ini akan memperkaya teknologi pengelolaan limbah yang dapat ditawarkan, sekaligus memberikan fleksibilitas bagi PPLI sebagai _one-stop-service_ pengelolaan limbah untuk seluruh industri di Indonesia," papar pria kelahiran negeri sakura 48 tahun silam itu.
Insinerator raksasa ini telah mengantongi izin dari KLHK setelah melalui proses ujicoba selama beberapa bulan. "Dengan keluarnya izin permit ini, secara resmi insinerator bisa difungsikan secara penuh," imbuhnya
Lebih jelas, ia menerangkan Insenerasi limbah memanfaatkan panas untuk menghancurkan limbah dan polutan yang terkandung di dalamnya. "Limbah medis adalah salahsatu yang dapat dikelola dengan metoda ini," ungkapnya.
Setelah proses peluncuran insinerator di lakukan, kemudian diarahkan meninjau langsung ke unit insinerator tersebut.