REPUBLIKA.CO.ID, — Berbahagialah manusia yang mendapat status ibadurrahman atau menjadi hamba-hamba Allah Yang Mahapengasih. Maka Allah SWT akan memberikan segala kenikmatan, perlindungan, kasih sayang kepada hamba-Nya itu.
Pendakwah yang juga Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr KH Shobahussurur Syamsi, menjelaskan dalam Alquran terdapat banyak ayat yang menjelaskan tentang siapa-siapa saja manusia yang mendapat status sebagai ibadurrahman. Seperti digambarkan pada surat Fathir ayat 28:
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahapengampun.”
Menurut Kiai Shobah ibadurrahman berarti adalah hamba yang takut kepada Allah SWT yang disebut ulama.
Maka menurut Kiai Shobah seorang ulama sejatinya bukan saja orang yang memiliki keilmuan yang luas namun memiliki takut kepada Allah SWT.
"Jadi mestinya semakin banyak ilmu semakin tunduk, patuh, berislam, berpasrah, takut kepada Allah SWT. Itulah ibadurrahman yang menjadi ulama," kata Kiai Shobah saat mengisi kajian yang diselenggarakan Majelis Tabligh Muhammadiyah di Masjid At Tanwir Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat yang juga disiarkan secara virtual beberapa waktu lalu.
Selain itu ibadurrahman juga adalah hamba-hamba Allah SWT yang diberikan warisan yakni Alquran sebagaimana digambarkan dalam surat Fathir ayat 32.
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
“Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.”
Menurut Kiai Shobah, dalam ayat tersebut diketahui bahwa ada tiga model Muslim yang menerima Alquran.
Pertama disebut dzalimun linafsih yaitu orang Muslim yang telah diwariskan Alquran tapi tidak memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Maksudnya orang tidak membacanya, mengkajinya, dan mengamalkan Alquran.
Baca juga: Mualaf Erik Riyanto, Kalimat Tahlil yang Getarkan Hati Sang Pemurtad
Kedua, muqtashid yakni orang Muslim yang setengah-setengah dalam mengamalkan Alquran maksudnya ia membaca dan mengamalkan Alquran secara tanggung dan masih terus berbuat maksiat atau amalnya masih setengah-setengah atau pertengahan.
Ada juga model sabiqun bil khairat atau orang-orang yang senantiasa berlomba-lomba menjadi yang terbaik.