REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY memastikan lokasi lama pedagang kaki lima di sepanjang trotoar Malioboro tidak akan ditempati oleh pedagang lain setelah proses relokasi dilakukan. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan.
Petugas akan diterjunkan untuk melakukan pengawasan di sepanjang trotoar Malioboro. Petugas ini, kata Aji, juga akan melakukan pencegahan agar lokasi lama PKL tidak ditempati pedagang baru ke depannya.
PKL yang direlokasi ditempatkan di Teras Malioboro 1 (eks Gedung Bioskop Indra) dan Teras Malioboro 2 (eks Dinas Pariwisata DIY). Relokasi akan dilakukan awal Februari dengan total 1.838 PKL yang akan menempati dua lokasi tersebut.
"Itu tempatnya pejalan kaki, bukan tempat pedagang. kami akan tugaskan petugas di Malioboro untuk selalu menjaga supaya tidak ada PKL baru. Ada dua macam PKL, mereka yang sudah (dapat tempat) di Indra terus buka (lapak) lagi (di lokasi lama) atau benar-benar baru. Kami jaga, sehingga orang belanja itu masuk ke dua tempat (baru) itu," kata Aji.
Selain itu, pihaknya juga memastikan agar toko yang berada di sepanjang Malioboro tidak berjualan hingga keluar toko atau menempati lokasi lama PKL. Dengan begitu, pengawasan pun juga dilakukan terhadap toko-toko yang ada.
"Kita sudah buat kesepakatan bahwa toko itu dagangannya tidak (boleh dijajakan) keluar (toko)," ujar Aji.
Dengan akan dilakukannya relokasi mulai awal Februari, Pemda DIY menargetkan seluruh PKL sudah menempati lokasi baru pada pertengahan Februari. Penentuan lokasi PKL juga didasarkan atas undian yang akan dilakukan sendiri oleh masing-masing paguyuban pedagang.
Namun, pengundiannya tetap didampingi dari pemerintah yang akan dilakukan sekitar dua hari ke depan. "Kami hadir disitu untuk (menyaksikan) undian kalau ada sesuatu (masalah) untuk ditengahi. Undian dilakukan oleh teman-teman PKL sendiri, ini lebih obyektif dari pada kami yang melakukan undian," jelas Aji.