Jumat 28 Jan 2022 09:05 WIB

Kick-off AWG G20, Mentan Syahrul Ajak Dunia Bangun Pertanian Berkelanjutan

Mentan Syahrul ajak negara G20 bersinergi demi ketahanan pangan dan gizi

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak Negara-negara di dunia untuk menjadikan pertanian sebagai sektor utama dalam menghadapi berbagai krisis seperti kelaparan dan kemiskinan. Apalagi kata SYL semua negara di dunia saat ini sedang menghadapi varian baru omicron yang berdampak pada menurunya kesehatan dan ketersediaan pangan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak Negara-negara di dunia untuk menjadikan pertanian sebagai sektor utama dalam menghadapi berbagai krisis seperti kelaparan dan kemiskinan. Apalagi kata SYL semua negara di dunia saat ini sedang menghadapi varian baru omicron yang berdampak pada menurunya kesehatan dan ketersediaan pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak Negara-negara di dunia untuk menjadikan pertanian sebagai sektor utama dalam menghadapi berbagai krisis seperti kelaparan dan kemiskinan. Apalagi kata SYL semua negara di dunia saat ini sedang menghadapi varian baru omicron yang berdampak pada menurunya kesehatan dan ketersediaan pangan.

"Pada tahun ini masyarakat dunia masih menghadapi sejumlah tantangan global akibat dampak pandemi. Bahkan hari ini kita dihajar oleh perubahan iklim yang menjauhkan kita dari tujuan pembangunan berkelanjutan seperti pengentasan kelaparan dan kemiskinan. Karena itu ketahanan pangan harus menjadi isu central dalam keseluruhan pertemuan G20 kelompok kerja bidang pertanian pada tahun ini dan Tahun-tahun berikutnya," ujar Mentan saat menghadiri Kick-off AWG G20 yang diselenggarakan secara virtual, Kamis,(27/1/2022)

Menurut Syahrul, pandemi global telah menciptakan tantangan baru terhadap ketahanan pangan dan nutrisi kesehatan masyarakat yang diakibatkan pembatasan pergerakan pada barang dan jasa baik di tingkat lokal, regional maupun global. Juga tertutupnya jalur logistik dan distribusi yang membuat banyak negara mengalami krisis pangan.

"Sementara itu beberapa negara menerapkan proteksi stock nasional yang berdampak pada ketidakseimbangan pada sistem ketahanan pangan global pada tingkat nasional. Hal ini menyebabkan peringkatan resiko pada akses pangan dan nutrisi terutama pada penduduk miskin di desa dan daerah perkotaan," katanya.

Ke depan, kata Mentan SYL, negara G20 harus terus bersinergi dalam memastikan ketahanan pangan dan gizi masyarakat dunia agar tetap terjadi keseimbangan serta jaminan keandalan kepastian perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara.

"Kelompok kerja bidang pertanian presidensi G20  harus mengidentifikasi tiga isu utama, yaitu membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan, mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka dan ketiga mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian digital," katanya.

Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian Italia,  tefano Patuanelli mengapresiasi kontribusi pertanian Indonesia terhadap pangan global. Apalagi menurut Stefano Negara-negara di dunia sedang menghadapi tantangan global yang berdampak langsung pada kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.

"Terlebih lagi dalam konteks pandemi saat ini, sangat diperlukan upaya bersama dan tanggung jawab dari komunitas international. Dalam dunia yang makin saling terhubung multilateralisme adalah kunci untuk mengatasi tantangan dan G20 dengan menyadari peran pentingnya, selalu berkomitmen untuk mencari solusi bersama yang efektif dan adil sebagai pijakan dalam meraih masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan," katanya.

Sekretaris Jendral Kementan RI, Kasdi Subagyono menambahkan bahwa kelompok kerja bidang pertanian merupakan salah satu kelompok kerja yang berada di bawah sherpatrack dan diampu oleh Kementerian Pertanian selaku ketua dari kelompok kerja tersebut.

"Saat ini kita telah menyusun dokumen issue note dengan mengangkat tema balancing production and treat to fulfill food for all. Kemudian memastikan keseimbangan jaminan pasokan pangan nasional dari sumber pertanian dalam negeri dan jaminan kelancaran perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara dan untuk memenuhi kecukupan pangan bagi semua orang," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement