REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Ekonomi Jerman menyusut sebanyak 0,7 persen pada kuartal keempat tahun lalu di tengah infeksi virus Covid-19 dan kebijakan baru terkait pembatasan. Penurunan yang dilaporkan oleh Kantor Statistik Federal itu mengikuti kenaikan kuat selama dua kuartal meski hambatan pasokan terus terjadi.
Sementara, produk domestik bruto tumbuh 2,8 persen sepanjang tahun lalu. Itu rebound dari penurunan 4,6 persen pada 2020 pada saat pemberlakuan lockdown di tengah ganasnya Covid-19. Angka itu direvisi naik sedikit dari angka awal 2,7, seperti yang dilaporkan Kantor Statistik Federal itu.
Pekan ini, pemerintah Jerman memangkas perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini menjadi 3,6 persen. Angka itu turun dari perkiraan pemerintah Jerman sebelumnya 4,1 persen pada akhir Oktober.
Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan kepada parlemen pada hari Jumat (28/1/2022) kemarin, mereka mengharapkan pertumbuhan 2,3 persen pada tahun 2023. Kinerja kuartal pertama akan “terhambat, terutama karena pandemi Covid-19, kebijakan pembatasan, dan juga situasi kebijakan luar negeri masa krisis sering kali membuat iklim investasi terganggu.
Hal itu dikatakan Habeck, menyinggung untuk ketegangan dengan Rusia atas Ukraina. “Kami berharap tingkat sebelum krisis akan tercapai pada kuartal kedua tahun ini," harap Habeck.
Apalagi, saat ini, Jerman terjadi lonjakan infeksi Covid-19 varian omicron yang sangat menular. Namun beberapa waktu lalu, survei yang diawasi secara ketat menunjukkan kepercayaan bisnis secara tak terduga meningkat pada Januari setelah penurunan enam bulan.
Peningkatan itu terjadi berkat peningkatan yang signifikan dalam pandangan manajer untuk enam bulan ke depan. Bahkan ketika penilaian mereka terhadap situasi saat ini memburuk.