Ahad 30 Jan 2022 03:30 WIB

Puncak Covid-19 di China Diperkirakan Terjadi Jelang Olimpiade

Puncak Covid-19 di China diperkirakan terjadi jelang Olimpiade musim dingin

Red: Esthi Maharani
 Para gadis berdiri di samping Bing Dwen Dwen, Maskot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dan Shuey Rhon Rhon, Maskot Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Beijing, Tiongkok, 24 Januari 2022. Tiongkok dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Februari, menjadikan ibu kotanya sebagai kota pertama di dunia yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas (2008) dan Musim Dingin (2022).
Foto: EPA-EFE/WU HONG
Para gadis berdiri di samping Bing Dwen Dwen, Maskot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dan Shuey Rhon Rhon, Maskot Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022, di Beijing, Tiongkok, 24 Januari 2022. Tiongkok dijadwalkan menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade Musim Dingin Beijing 2022 di Februari, menjadikan ibu kotanya sebagai kota pertama di dunia yang menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas (2008) dan Musim Dingin (2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Puncak kasus positif Covid-19 di China diperkirakan akan terjadi pada saat-saat menjelang pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing pada 4 Februari 2022. Kasus tersebut tidak terjadi di kawasan tertutup yang dibangun oleh penyelenggara, melainkan ditemukan di lokasi tes PCR di bandara kedatangan, demikian pernyataan panitia penyelenggara Winter Olympic di Beijing, Sabtu (29/1/2022).

Pada Kamis (27/1/2022) dan Jumat (28/1/2022), 3.280 orang yang terlibat dalam Winter Olympic tiba di Beijing, 39 di antaranya dinyatakan positif berdasarkan hasil tes PCR di bandara. Karena jumlah kedatangan terus meningkat, jumlah kasus positif Covid-19 diperkirakan juga naik, kata Huang Chun selaku penanggung jawab pengendalian Covid-19 di bawah kepanitiaan Winter Olympic.

Menurut dia, sejauh ini tidak ditemukan kasus positif dari kawasan tertutup. Kalau pun ada yang positif di kawasan tertutup, kata Huang, tidak akan dikirim ke rumah sakit rujukan untuk karantina atau perawatan. Ia mencontohkan, orang tanpa gejala akan dites PCR setiap hari di fasilitas karantina di dalam kawasan tertutup Winter Olympic. Jika dua kali hasil tesnya negatif, maka sudah bisa meninggalkan ruang karantina. Kontak dekat orang tanpa gejala juga akan dites PCR dua kali dalam satu hari dan jika hasil tesnya negatif, maka sudah bisa langsung bertanding.

Pihak panitia juga memperpendek masa karantina dari 14 hari menjadi tujuh hari karena para ahli menemukan bahwa banyak pendatang asing yang dites positif sebelumnya terinfeksi dan sembuh sehingga tingkat penularan infeksinya rendah.

Ketua Dewan Pakar Kesehatan Winter Olympic Brian McCloskey menilai sistem kawasan tertutup yang dibangun panitia sangat lengkap, efektif, dan efisien. Pihak panitia memberlakukan tiga kali tes terhadap atlet dan ofisial, yakni menjelang keberangkatan di negara asal, kedatangan di bandara, dan menjelang memasuki kawasan tertutup. Kalau seseorang positif menjelang keberangkatan di negara asalnya, dia tidak akan diizinkan memasuki kabin pesawat.

Sementara itu, para pewarta asing peliput pembukaan Winter Olympic juga telah mendapatkan pemberitahuan agar melakukan empat kali tes PCR sebelum dan sesudah acara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement