Minyak Goreng Jadi Pendorong Inflasi Jatim
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Minyak goreng/ilustrasi | Foto: salon.com
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya inflasi sebesar 0,46 persen pada Januari 2022, yaitu dari 107,26 menjadi 107,75. Begitupun, tingkat inflasi tahun kalender Januari 2022 yang tercatat sebesar 0,46 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadap Januari 2021) sebesar 2,60 persen.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menyatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang cukup tinggi, yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Dari sebelas kelompok pengeluaran, sembilan di antaranya mengalami inflasi.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,24 persen. Kemudian diikuti kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,53 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,18 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,09 persen.
"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Januari 2022 antara lain beras, tukang bukan mandor, rokok kretek filter, tomat, daging ayam ras, tongkol diawetkan, biaya les atau privat, mobil, bahan bakar rumah tangga, dan minyak goreng," ujar Dadang, Rabu (2/2).
Dadang melanjutkan, berdasarkan pnghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama Januari 2022, seluruhnya mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Malang sebesar 0,52 persen.
Kemudian diikuti Jember sebesar 0,46 persen, Probolinggo dan Surabaya masing-masing sebesar 0,45 persen, Madiun sebesar 0,44 persen, Kediri sebesar 0,43 persen, Banyuwangi sebesar 0,40 persen, Sumenep sebesar 0,24 persen. Jika dibandingkan tingkat inflasi tahun ke tahun di delapan kota IHK Jawa Timur, Surabaya merupakan kota dengan inflasi tertinggi yaitu mencapai 2,79 persen.
"Sedangkan kota yang mengalami inflasi tahun ke tahun terendah adalah Banyuwangi sebesar 1,80 persen," ujarnya.