REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT MRT Jakarta menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Penyelenggaraan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Sumber Daya Manusia dengan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Rabu (2/2). Kerja sama tersebut, dilakukan dengan tujuh fakultas yang ada Unpar.
Ketujuh fakultas itu adalah Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Teknis, Fak Filsafat, Fakultas Teknologi dan Industri, Fakuktas Teknologi Informasi dan Sains Universitas Katolik Parahyangan (FTIS Unpar).
Menurut Direktur Koperasi dan Pemeliharaan MRT Muhammad Effendi, saat ini, dunia pendidikan khususnya lingkungan perguruan tinggi harus mulai mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) andal untuk menunjang perkembangan teknologi dalam pembangunan.
"Mahasiswa dan dosen harus lebih maju, mempelajari bagaimana perkembangan teknologi," ujar Effendi, di Kampus Unpar, Kota Bandung, Rabu (2/2).
Oleh karena itu, kata dia, melalui PKS ini nantinya tidak hanya soal teori, mahasiswa juga akan dilibatkan jauh dalam pengembangan MRT Jakarta dengan sistem pemagangan. "Bukan hanya mahasiswa, tapi juga dosen bisa datang ke sana untuk mempelajari bagaiamana tidak hanya teknologi perkeretaapiannya, tapi juga soal sistemnya yang sudah canggih," katanya.
Selain soal operasionalisasi sistem perkeretaapian di MRT Jakarta, kata dia, nantinya perguruan tinggi yang di dalamnya ada dosen dan mahasiswa akan dilibatkan dalam pengembangan Transit Oriented Development (TOD) yang saat ini sedang digenjot pembangunannya. "TOD baru ada di MRT, nantinya area tersebut bisa dibangun untuk area perkantoran, bisnis dan lainnya yang dikelola oleh PT MRT Jakarta," katanya.
Nantinya, kata dia, pembelajaran soal TOD dan teknologi perkeretaapian yang sudah maju ini bisa dipelajari oleh dosen dan mahasiswa yang belum mendapatkan kurikulum di kampusnya.
Sementara menurut Rektor Unpar Mangadar Situmorang memastikan menyambut baik upaya dari PT MRT Jakarta yang akan melibatkan anak didiknya dalam program pemagangan. Mangadar berharap, program ini bisa sejalan dengan visi universitas dalam membantu pembangunan bangsa.
"Ternyata, ada banyak bidang (kerja) yang MRT butuhkan, dan akan kami akan jawab dengan ketersediaan (SDM) kita," katanya.
Ke depan, Mangadar akan menyinkronkan program pemagangan yang dilakukan oleh MRT dengan jadwal akademik dari universitasnya. Sehingga, nantinya bobot Satuan Kredit Semester (SKS) akan disesuaikan dengan pemagangannya.
"Yang pasti dari peserta (magang) Unpar diharapkan ada peningkatan jumlah mahasiswa magang, kedua dari jadwal yang harus disesuaikan dengan kalender akadmeik dan program MRT, ke tiga, komunikasi yang lebih terlembaga, kami minta ada unit kerja di MRT Jakarta yang bisa mengelola secara khusus program magang aja," paparnya.