BLU PIP Targetkan Pembiayaan UMi Capai 2 Juta Debitur di Tahun 2022
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
BLU PIP Targetkan Pembiayaan UMi Capai 2 Juta Debitur di Tahun 2022 (ilustrasi). | Foto: Antara/Galih Pradipta
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Ekosistem Ultra Mikro (UMi) –yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19-- diprediksi bakal bangkit di tahun 2022 ini. Karena itu, Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) optimistis realisasi penyaluran pembiayaan UMi tahun ini bakal bertumbuh.
Kepala Divisi Penyaluran Pembiayaan I Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Ary Dekky Hananto mengatakan, pada tahun 2021 lalu BLU PIP Kementerian Keuangan RI telah menyalurkan pembiayaan Ultra Mikro hingga sebesar Rp 7 triliun untuk 1,8 nasabah.
Sehingga, secara umum, realisasi pembiayaan UMi oleh BLU PIP --sampai dengan akhir 2021 lalu -- tercatat mencapai sebesar Rp.18 triliun untuk menjangkau sebanyak 5,5 juta lebih nasabah di seluruh Tanah Air.
Dengan kondisi pandemi yang relatif terkendali di tahun 2022, maka jumlah debitur/ nasabah pembiayaan UMi ditargetkan bakal naik di atas 10 persen, menjadi 2 juta nasabah jika dibandingkan dengan tahun 2021 lalu.
“Kami optimistis, target 2 juta debitur UMi bakal tercapai di tahun ini, dengan kondisi pandemi yang sudah semakin terkendali,” ungkapnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Rabu (2/2).
Guna memastikan penyaluran pembiayaan UMi tersebut bisa tepat sasaran, lanjut Ary, BLU PIP mensyaratkan adanya pendampingan dari lembaga penyalur kepada para debitur. Selanjutnya, lembaga penyalur bakal menyampaikan laporan secara berkala terkait progres penggunaan pembiayaan UMi yang telah disalurkan.
“Maka, setiap semester, kami meminta laporan dari setiap lembaga penyalur untuk melaporkan hasil – hasil dari pendampingan pembiayan UMi tersebut,” tambahnya.
Selain melakukan pendampingan, PIP juga juga melakukan upaya penguatan melalui kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah (pemda) dan beberapa perguruan tinggi guna melakukan inkubasi usaha.
Selanjutnya, output dari pendampingan tersebut antara lain berupa bantuan perizinan, pemasaran online serta peningkatan pendapatan. “Diharapkan dengan pendampingan dan penguatan ini, pelaku usaha bisa meningkatkan skala usahanya,” tegas Ary.
Secara terpisah, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengan UKM Provinsi Jawa Tengah, Ema Rachmawati mengatakan, pembiayaan UMi memiliki peran yang sangat penting guna membangkitkan sektor ultra mikro.
Pasalnya, ekosistem ultra mikro sangat terdampak oleh pandemi Covid-19, hingga tak sedikit sektor usaha mikro yang terdampak. Ada yang gulung tikar tapi ada juga yang masih bisa dibantu, khususnya di sektor pariwisata.
Setidaknya ini dapat dilihat dari realisasindingan realisasi penyaluran UMi di Jawa Tengah tahun 2020 dengan tahun 2021. Di mana, realisasi penyaluran UMi di Jawa Tengah tahun 2021 hanya mencapai Rp763 miliar untuk 223.383 lebih debitur.
“Jumlah tersebut (penyaluran tahun 2021) memang lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2020, yang penyalurannya mencapai sebesar Rp 1,8 triliun untuk sebanyak 562.044 debitur,” jelas Ema.