REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Pemerintah daerah di Argentina mengatakan korban kokain beracun menjadi 20 orang. Sementara sekitar 50 lainnya masuk rumah sakit usai mengkonsumsi narkoba yang berisi zat beracun.
Kasus ini terjadi di sejumlah kota di Provinsi Buenos Aires, daerah paling padat dan menaungi banyak wilayah pinggir ibukota Argentina. Kementerian kesehatan provinsi mengatakan diyakini banyak korban yang keracunan opioid.
"Saat ini terdapat 48 orang yang dirawat di rumah sakit, 21 orang menerima bantuan pernapasan mekanik di rumah sakit di San Martin, Tres de Febrero, Tigre, General Rodriguez, Moreno, Moron, Ituzaingo, Hurlingham, San Isidro dan Vicente Lopez," kata seorang sumber pemerintah provinsi, Kamis (3/1/2022).
Dalam wawancaranya dengan C5N, Jaksa Agung San Martin Marcelo Lapargo yang bertanggung jawab atas penyelidikan kasus ini mengatakan mereka sedang menunggu hasil toksikologi untuk menentukan isi narkoba. Sekitar 10 orang sudah ditangkap dan enam diantaranya ditahan.
"Ini bisa jadi konflik antar geng yang bermusuhan, saya cenderung tidak percaya ini sesuatu yang tidak disengaja, saya sangat khawatir pada orang-orang yang masih memilikinya di kantong mereka dan mungkin masih memakainya," kata Lapargo.
Beberapa media lokal melaporkan kokain itu telah "dipotong" dengan zat beracun. Kemungkinan dilakukan geng narkoba yang ingin mengurangi ongkos produksi saat sedang berperang melawan geng musuh.
Kementerian kesehatan Buenos Aires mendeklarasikan kewaspadaan epidemiologis dan meningkatkan distribusi obat bagi pasien yang berada di rumah sakit.
"Kondisinya serius, mereka memberi kami laporan medisnya dan dia dalam kondisi serius, mereka memakai narkoba yang mereka beli yang dicampur dengan racun tikus," kata salah satu kerabat korban, Maria.
Penyidik mengatakan mereka masih tidak tahu apa isi dari kokain tersebut. Sementara belum dapat diverifikasi secara mandiri apakah narkoba itu memang dicampur racun tikus.