Senin 07 Feb 2022 15:16 WIB

Ekonomi Maluku dan Papua Tumbuh Paling Tinggi Selama 2021

Pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua mencapai 10,09 persen sepanjang 2021.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Logo BPS. Laju perkonomian wilayah Maluku dan Papua mencatatkan pertumbuhan tertinggi sepanjang 2021.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Logo BPS. Laju perkonomian wilayah Maluku dan Papua mencatatkan pertumbuhan tertinggi sepanjang 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju perkonomian wilayah Maluku dan Papua mencatatkan pertumbuhan tertinggi sepanjang 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan, pertumbuhan mencapai 10,09 persen dengan kontribusi terhadap total produk domestik bruto (PDB) nasional 2,49 persen.

Kepala BPS, Margo Yuwono, mengatakan, Maluku dan Papua mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi karena meningkatnya aktivitas ekonomi di kedua wilayah tersebut.

Baca Juga

"Di Maluku Utara dan peningkatan penambangan bijih logam dan nikel sekaligus emas dan perak," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (2/7/2022).

Sementara itu, di wilayah Papua juga didukung oleh sektor pertambangan. BPS mencatat adanya peningkatan aktivitas pertambangan bijih logam khususnya untuk pdouksi tembaga dan emas.

Selain itu, perhelatan Pekan Olahraga Nasional XX Papua pada Oktober lalu turut menggenjot pembangunan konstruksi yang berdampak pada peningkatan aktivitias ekonomi setempat.

"Jadi ini yang mendorong Maluku dan Papua tahun 2021 ekonominya tumbuh cukup tinggi," kata Margo.

Meski mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sumbangan terhadap total pertumbuhan bukan yang terbesar. Kontribusi terhadap PDB yang terbesar disumbang oleh Jawa sebesar 57,89 persen, adapun pertumbuhan ekonomi di Jawa hanya 3,66 persen.

"Sampai 2021, pertumbuhan ekonomi masih terkonsentrasi di Jawa," ujarnya.

Kontribusi terbesar kedua yakni Sumatera sebesar 21,7 persen dengan angka pertumbuhannya 3,18 persen. Adapun kontribusi terbesar ketiga yakni Kalimantan sebesar 8,25 persen dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mencapai 3,18 persen.

Margo mengatakan, dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur, secara teori akan ada perubahan pola aktivitas ekonomi berdasarkan spasial. Namun, seberapa besar perubahan yang dihasilkan belum dapat diketahui karena tergantung bagaimana aktivitas ekonomi di IKN nantinya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement