Selasa 08 Feb 2022 05:08 WIB

Pemkot Surakarta Matikan Lampion Imlek Menyusul Kenaikan Covid-19

Wali Kota Solo meminta masyarakat tak panik karena Covid-19 bisa diatasi.

Menjelang perayaan Imlek 2022, jalanan di sekitar Pasar Gede dan halaman Balai Kota Solo mulai dipasangi lampion.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Menjelang perayaan Imlek 2022, jalanan di sekitar Pasar Gede dan halaman Balai Kota Solo mulai dipasangi lampion.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah memutuskan untuk mematikan lampu lampion Imlek sementara waktu. Hal ini dilakukan menyusul kenaikan jumlah kasus Covid-19 yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan selama satu pekan ini lampion akan dimatikan dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi pada pekan depan. "Sepekan ini kami evaluasi, saya sarankan (masyarakat) jangan berkerumun," katanya di Solo, Senin (7/2/2022).

Baca Juga

Ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan penyebaran Covid-19 yang kembali melonjak akhir-akhir ini."Fatality rate-nya masih rendah, tenang saja. Nggak usah panik. Wis bisa diatasi, bismillah," katanya.

Terkait hal itu, Ketua Panitia Imlek Bersama 2022 Surakarta Sumartono Hadinoto mengatakan saat ini kondisi penyebaran Covid-19 sedang tidak baik. Setelah dilakukan rapat koordinasi penanganan Covid-19, katanya, lampion dimatikan sementara waktu menyusul ditiadakan pembelajaran tatap muka (PTM) selama satu pekan ini.

"Sambil melihat situasi ke depan seperti apa," katanya.

Ia mengatakan meski lampion di beberapa titik, yakni kawasan Pasar Gede dan Halaman Balai Kota Surakarta dimatikan sementara, untuk beberapa titik lain tetap dinyalakan. Diantaranya di depan Kantor Metta FM, di kawasan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), dan di daerah Pucang Arum.

"Untuk rangkaian kegiatan Imlek seperti Cap Go Meh juga tetap dilaksanakan. Yang pasti kami mengimbau kepada masyarakat agar menyadari protokol kesehatan dan membantu agar ekonomi segera pulih," katanya.

Ia berharap, dimatikannya lampion ini juga tidak berlangsung lama. "Kami berharap nanti setelah stabil (kasusnya), sepekan atau sepuluh hari kan sebagian sudah sembuh (agar lampion kembali dinyalakan). Jadi dilihat situasinya dulu," katanya.

Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan selain dimatikannya lampion, untuk penguatan penegakan protokol kesehatan juga menjadi salah satu perhatian aparat kepolisian. "Ini menjadi satu strategi yang kami lakukan dalam aktivitas kegiatan masyarakat, khususnya penggunaan masker," katanya.

Ia mengatakan dari evaluasi yang dilakukan ditemukan bahwa sebagian masyarakat mulai abai dalam menjalankan protokol kesehatan. "Patroli terus kami efektifkan untuk mengurangi kerumunan di masa pandemi. (Sebelumnya) usai lampion dimatikan pukul 21.00 WIB dilakukan penyemprotan disinfektan. Kami juga membagikan masker untuk masyarakat yang tidak mengenakan masker," katanya.

Meski demikian, katanya, untuk penutupan ruas-ruas jalan belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Baca juga : Jateng Siapkan Skenario Penanganan Lonjakan Covid-19 Omicron

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement