Selasa 08 Feb 2022 09:20 WIB

Josep Borrell: Eropa Hadapi Momen Paling Berbahaya Sejak Perang Dingin

Josep Borrell mendesak peningkatan upaya untuk menghindari risiko besar

Red: Esthi Maharani
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan  melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS).  Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.

WASHINGTON -- Di tengah ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Eropa saat ini menghadapi "momen paling berbahaya" sejak Perang Dingin, demikian disebutkan pejabat tinggi Uni Eropa pada Senin (7/2/2022).

Berbicara pada konferensi pers di Washington dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell bersikeras bahwa ada ruang untuk solusi diplomatik untuk krisis tersebut.

"Kami memiliki keprihatinan yang kuat tentang risiko yang terakumulasi di perbatasan Ukraina-Rusia. Dan tentu saja kami hidup, menurut pemahaman saya, dengan kondisi paling berbahaya bagi keamanan di Eropa setelah berakhirnya Perang Dingin," kata diplomat tinggi Uni Eropa.

Dia mengatakan diplomasi adalah cara untuk mengatasi kekhawatiran semua pihak, termasuk Rusia, untuk menghindari yang terburuk.

"Bersiaplah untuk yang terburuk dan cobalah untuk menghindarinya," kata dia.

Rusia telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran itu bisa merencanakan serangan militer lain terhadap bekas republik Soviet.

AS dan sekutunya telah memperingatkan serangan yang akan segera terjadi dan mengancam Rusia dengan “konsekuensi berat.”

Baca juga : Larangan Jilbab dan Jalan Terjal Prancis Berdamai dengan Populasi Muslim

Moskow telah membantah sedang bersiap untuk menyerang Ukraina dan mengatakan pasukannya ada di sana untuk latihan.

"140.000 tentara yang dikumpulkan di perbatasan tidak akan minum teh. Jadi, kami harus meningkatkan upaya kami untuk menghindari risiko besar," kata Borrell.

Blinken, pada bagiannya, menegaskan kembali kesediaan AS untuk melanjutkan pembicaraan dengan Rusia mengenai masalah keamanan bersama.

"Jalur diplomatik sudah jelas. (Pada) saat yang sama, kami dan sekutu kami memutuskan bahwa akan ada konsekuensi nyata dan mendalam jika Rusia memilih untuk melanjutkan agresi," ujar menlu AS itu.

AS dan sekutunya telah berulang kali mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mundur dan menghindari agresi terhadap negara bekas Republik Soviet itu.

Baca juga : AS Tawarkan 10 Juta Dolar untuk Informasi Pemimpin ISIS Afghanistan

"Apa yang terjadi selanjutnya akan bergantung pada apakah Presiden Putin akan memilih untuk terlibat dalam jalur diplomasi yang berarti demi meningkatkan keamanan kolektif atau jika dia akan memilih jalur konflik lebih lanjut dengan Ukraina," kata Blinken.

"Bagaimanapun, Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kami siap," kata menlu AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement