REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terus memperluas digitalisasi penyeberangan dengan menambah kanal pembayaran nontunai.
Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin mengatakan, tahun ini ASDP akan menambah pelabuhan yang menerapkan pembayaran nontunai. "Tahun ini rencana 17 pelabuhan terimplementasikan. Dalam waktu dekat ini, target kita ke Jepara, Batulicin dan Bajoe," kata Shelvy dalam pernyataan tertulisnya, Senin (7/2/2022).
Secara keseluruhan, 17 pelabuhan tersebut yakni Pelabuhan Bira dan Pamatata (Selayar), Pelabuhan Jepara dan Karimunjawa (Jepara), Pelabuhan Batulicin dan Tanjung Serdang (Batulicin), Pelabuhan Bajoe dan Kolaka (Bajoe), Pelabuhan Sape dan Labuan Bajo (Sape), Pelabuhan Tanjung Kelian (Bangka), Pelabuhan Hunimua, Waipirit, Galala dan Namlea (Ambon), Pelabuhan Pagimana (Luwuk), dan Pelabuhan Mamuju (Balikpapan).
Shelvy mengatakan, ASDP menerapkan metode pembayaran nontunai terdiri dari payment link melalui opsi layanan virtual account. Selain itu juga melalui kartu uang elektronik dari BRI, Mandiri, BNI, dan BCA. Lalu juga layanan dompet elektronik dari OVO, ShopeePay, LinkAja, dan Dana.
Dia memastikan, ASDP terus mengakselerasi dan memperluas program nontunai ke seluruh cabang ASDP untuk meningkatkan customer experience dan perluasan metode pembayaran tiket ferry. "Hal ini sebagai bentuk komitmen ASDP menuju layanan berkelas dunia dengan terus menghadirkan pelayanan bermutu prima kepada pengguna jasa," ungkap Shelvy.
Dia menambahkan, antusiasme pengguna jasa yang membeli tiket ferry dengan metode pembayaran nontunai terus meningkat. Dala dua tahun terakhir, kata Shelvy, ASDP fokus dan konsisten dalam digitalisasi bisnis sebagai wujud komitmen merubah wajah penyeberangan menjadi lebih modern.
Dia menilai, penerapan metode pembayaran nontunai juga sangat bermanfaat bagi pengguna jasa. Shelvy memaatikan hal tersebut memberikan rasa aman dan nyaman dengan adanya standar pengisian data diri yang lengkap terhadap jaminan asuransi dan kelengkapan manifest penyeberangan.
"Transaaksi pembayaran mudah, praktis, terhindar dari uang palsu serta mendukung protokol kesehatan Covid-19 untuk mencegah penularan karena meminimalisir kontak dengan petugas loket," ungkap Shelvy.
Menurutnya, proses transaksi di gerbang tol juga lebih ringkas dan cepat. Selain itu, pengguna jasa dapat lebih nyaman, teratur, tertib, dan tidak perlu lagi antre di pelabuhan.