REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Tabungan Negara mencatatkan laba bersih sebesar Rp 185,20 miliar pada 2021. Adapun realisasi ini tumbuh 37,33 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 134,86 miliar.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan realisasi laba bersih didukung pertumbuhan bisnis yang stabil. Pada akhir 2021, pembiayaan syariah tumbuh 9,93 persen menjadi Rp 27,55 triliun dibandingkan 2020 sebesar Rp 25,06 triliun.
“Kualitas pembiayaan BTN Syariah juga terus membaik dengan non performing financing (NPF) gross sebesar 4,32 persen pada 2021 dari sebelumnya 6,53 persen pada 2020,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Selasa (8/2/2022).
BTN Syariah juga menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 29,26 triliun pada 2021 atau naik 22,79 persen dari Rp 23,83 triliun pada 2020. Dengan capaian tersebut, aset UUS BTN tumbuh 16,14 persen menjadi Rp 38,36 triliun pada 2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 33,03 triliun.
Secara keseluruhan, Haru menyebut kinerja perseroan menandakan keberhasilan transformasi yang dilakukan manajemen seperti sentralisasi proses kredit dan digitalisasi. Adapun transformasi tersebut, menjadi mesin yang cukup kuat untuk memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi, sehingga mendorong pertumbuhan bisnis perseroan.
“Dengan transformasi yang dilakukan BTN dan dukungan pemerintah bersama stakeholder terkait bisnis pembiayaan perumahaan, kami optimistis mampu berperan aktif dalam mendukung program pembangunan satu juta rumah serta memenuhi tugas utama menyediakan hunian terutama bagi MBR dan milenial,” ucapnya.