REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Ribuan warga Argentina turun ke jalan Buenos Aires untuk memprotes kesepakatan pinjaman senilai 40 miliar dolar AS pada Dana Moneter Internasional (IMF) yang tidak bisa dibayar negara itu. Pengunjuk rasa menggelar parade ke penjuru ibukota.
Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "jangan bayar IMF" dan "katakan tidak pada kesepakatan IMF". Demonstrasi ini menandakan naiknya ketegangan di negara Amerika Selatan mengenai kesepakatan tentatif yang diumumkan bulan lalu.
Pada akhir Januari Argentina dan IMF mengumumkan mengubah pinjaman gagal bayar tahun 2018. Utang tetap harus dibayar tapi melibatkan janji Argentina harus memenuhi target ekonomi yang disepakati pemberi pinjaman.
Kesepakatan ini masih membutuhkan perincian dan persetujuan dari Kongres Argentina dan dewan IMF.
"Katakan tidak pada kesepakatan pemerintah dengan IMF," kata pemimpin unjuk rasa, Celeste Fierro yang memakai kaus bertuliskan "penipuan tidak dibayar" pada Rabu (9/2).
"Mereka ingin kami membayar lebih banyak penyesuaian (fiskal), dengan lebih tepat dan mengambil lebih banyak dari kami, itulah mengapa kami tidak bisa membiarkan rakyat kami tunduk pada rancangan IMF," katanya.
Pekan lalu kepala IMF Kristalina Georgieva mengatakan walaupun kesepakatan dasar dengan Argentina sudah dicapai. Tapi "kerja keras" masih terbentang di depan mata.
Koalisi partai-partai Peronis yang berkuasa terpecah mengenai kesepakatan ini. Salah satu anggota parlemen terkemuka mundur dari jabatannya di Kongres karena menolak kesepakatan itu.
Perwakilan dari kelompok kiri Juan Carlos Giordano mengatakan kesepakatan utang itu seperti memaksa kelas pekerja bekerja untuk membayar tagihan. Anggaran membayar utang harusnya digunakan untuk mengangkat orang dari garis kemiskinan.
"Tujuannya adalah mempertahankan upah, mempertahankan pekerjaan sehingga uangnya dapat digunakan untuk mengatasi penyakit sosial," katanya sambil menyalahkan pemerintah sebelumnya Mauricio Macri yang mengambil utang IMF.
"Kami membuat jalang, jalan untuk tidak tunduk, tidak mundur, dan tidak pada IMF," tambah Giordano.