Jumat 11 Feb 2022 11:54 WIB

Biden Desak Warga AS Segera Tinggalkan Ukraina

Bulan lalu, Washington memerintahkan anggota keluarga staf kedutaan tinggalkan Kiyv.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Joe Biden menyarankan agar warga AS segera meninggalkan Ukraina, di tengah ancaman serangan Rusia.
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Joe Biden menyarankan agar warga AS segera meninggalkan Ukraina, di tengah ancaman serangan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Joe Biden menyarankan agar warga AS segera meninggalkan Ukraina, di tengah ancaman serangan Rusia. Biden mengatakan, dia tidak ingin melihat warganya terjebak dalam baku tembak jika Rusia melakukan invasi ke Ukraina.

“Saya tidak suka melihat mereka terjebak dalam baku tembak jika mereka (Rusia) memang menyerang. Jika saya memiliki seseorang di sana, saya akan menyuruhnya pergi," ujar Biden, dilansir Aljazirah, Jumat (11/2/2022).

Baca Juga

Biden mengulangi pesan itu dalam sebuah wawancara dengan NBC News, yang ditayangkan pada Kamis (10/2/2022). Biden kembali menyerukan kepada seluruh warga AS untuk meninggalkan Ukraina sebelum terlambat. Dia menekankan bahwa, pemerintah tidak akan mengirim pasukan untuk mengevakuasi warga AS jika terjadi peramg.

“Warga Amerika harus pergi sekarang. Ini tidak seperti kita berurusan dengan organisasi teroris. Kita berhadapan dengan salah satu tentara terbesar di dunia. Ini situasi yang sangat berbeda dan segalanya bisa menggila dengan cepat," ujar Biden.

Bulan lalu, Washington memerintahkan anggota keluarga staf kedutaan besar meninggalkan Kyiv. Pemerintah AS juga mengizinkan karyawan non esensial untuk pergi secara sukarela.

Amerika Serikat memperbarui peringatan perjalanan ke Ukraina pada Kamis. Amerika Serikat mendesak warganya yang tetap berada di Ukraina untuk berhati-hati karena potensi operasi tempur jika Rusia mengambil tindakan militer.

“Jangan bepergian ke Ukraina karena meningkatnya ancaman aksi militer Rusia dan Covid-19, mereka yang berada di Ukraina harus pergi sekarang melalui jalur komersial atau pribadi,” kata peringatan tersebut.

Amerika Serikat mengklasifikasikan empat tingkat peringatan, dengan yang terendah adalah "melakukan tindakan pencegahan normal". Ukraina sudah berada pada level tertinggi, yaitu "jangan bepergian". Pedoman baru juga memperingatkan bahwa pemerintah AS tidak akan dapat mengevakuasi warga Amerika jika terjadi aksi militer Rusia di Ukraina.

“Tindakan militer dapat dimulai kapan saja, serta tanpa peringatan dan juga akan sangat berdampak pada kemampuan Kedutaan Besar AS untuk memberikan layanan konsuler, termasuk bantuan kepada warga AS yang meninggalkan Ukraina,” kata pedoman baru itu.

Militer Rusia telah mengerahkan pasukan militer di dekat perbatasan Ukraina. Hal ini memicu krisis diplomatik dan meningkatkan ketakutan bahwa, Rusia sedang bersiap untuk menyerang Ukraina.

Rusia telah membantah bahwa mereka berencana untuk menyerang Ukraina.  Rusia menentang upaya Ukraina untuk bergabung dengan NATO. Moskow menginginkan jaminan keamanan bahwa aliansi pertahanan yang dipimpin AS harus menghentikan ekspansinya ke negara bekas republik Soviet. Tetapi Washington dan NATO telah menolak permintaan tersebut. AS dan NATO terbuka untuk membahas langkah-langkah pengendalian senjata di Eropa.

Pejabat AS telah memperingatkan Rusia tentang konsekuensi ekonomi cukup berat jika menyerang Ukraina. AS menggarisbawahi bahwa perang akan berdampak pada warga sipil di kedua wilayah. Awal Februari, militer AS mengerahkan pasukan tambahan ke Eropa Timu, sebagai sinyal komitmen Washington terhadap keamanan anggota NATO di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement