REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ritel modern LaiLai Market Buah di Kota Malang memberikan klarifikasi mengenai informasi karyawan yang terpapar Covid-19. Kondisi ini sebelumnya dianggap menjadi penyebab penyegelan ritel selama beberapa waktu.
Kuasa Hukum LaiLai Market Buah, H. Toha menegaskan, penyegelan ritelnya bukan karena kasus Covid-19 yang dialami salah satu karyawan. Pasalnya, karyawan tersebut sebenarnya baru dinyatakan reaktif bukan positif Covid-19.
"Kita sudah lakukan tes mandiri hasilnya negatif. Sampai tes ke laboratorium hasilnya negatif semua," katanya kepada wartawan di Kota Malang, Sabtu (12/1/2022).
Menurut Toha, penutupan LaiLai Market Buah semata-mata karena permasalahan sarana protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Ada salah satu aspek yang kurang dari sarana prokes Covid-19 di LaiLai Market Buah.
Tidak ada karyawan yang terpapar Covid-19 sehingga dipastikan aman untuk pengunjung. Dengan adanya pembuktian ini, maka LaiLai Market Buah pun bisa kembali dibuka dalam waktu cepat.
Bahkan, Toha memastikan kekurangan sarana prokes sudah dilengkapi dengan baik. Hal ini terutama penyediaan aplikasi Pedulilindungi untuk semua pengunjung dan karyawan.
"Toko Lailai itu taat terhadap prokes. Tempat cuci tangan kami sediakan, cek suhu kami sediakan, hand sanitizer kami sediakan, wajib memakai masker. Pedulilindungi sudah tersedia sehingga kami taat prokes yang sesuai aturan," jelasnya.
Di samping itu, Toha menegaskan, semua karyawan ritel sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19. Kemudian juga telah mengikuti tes usap (swab) antigen dengan hasil negatif. Bahkan, pihaknya juga telah melakukan penyemprotan ke seluruh area toko sehingga dinyatakan aman.
Pada kesempatan sama, Toha mengungkapkan, pihaknya juga melayangkan somasi terbuka kepada wisatawan yang mengaku positif Covid-19 dan berkeluyuran di toko Lailai. Yang bersangkutan sebelumnya telah menggunggah kondisi tersebut di media sosial sehingga viral. Hal ini menyebabkan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bertindak lalu menutup sementara toko.
Toha menuntut wisatawan yang bernama Reza Fahd Adrian tersebut untuk segera menyatakan permintaan maaf dalam waktu 3x24 jam. Jika tidak ada langkah dari yang bersangkutan, maka pengelola akan mengambil langkah hukum, baik pidana maupun perdata.
Sebab, tindakan Reza telah merugikan toko dan UMKM yang bergabung di dalamnya. Selama penyegelan berlangsung, banyak kue-kue siap saji basi sehingga dibuang.
"Selama tutup berapa kerugiannya, kurang lebih Rp 500 juta dikarenakan banyak yang basi dan buah yang tidak bisa dijual," ungkapnya.
Sebelumnya, sebuah unggahan warganet di media sosial viral di sejumlah lini masa, Senin (7/2/2022). Hal ini lantaran pengunggah mengaku terkonfirmasi positif Covid-19 tapi masih sempat berbelanja di Kota Malang.
Akun Facebook bernama Reza Fahd Adrian mengungkapkan aktivitasnya bersama keluarga saat berada di Kota Malang. Dia dan keluarga mengaku batal pergi ke Bali dengan menggunakan kapal feri. Hal ini lantaran dia terkonfirmasi positif Covid-19 sehingga memilih berkeliling ke Kota Malang dan Kota Batu.
"Om Imron kali ini ringan gejalanya. Mungkin karena alumni delta sebelumnya jd hampir tak terasa, gejalanya tenggorokan guatel agak sakit spt radang, badan sumber dan bersin-bersin suedikit, yah seperti divaksin moderna lah tapi jalan2 jalan terooos. Next time Bali lah. Di toko lailai lailai panggil aku sih," tulis Reza di akun Facebooknya yang diunggah pada 27 Januari lalu.