REPUBLIKA.CO.ID, KARNATAKA -- Muslimah yang mengenakan jilbab dilarang memasuki ruang kelas di perguruan tinggi pra-universitas di negara bagian Karnataka India pada Januari lalu. Sejak itu, ada kontroversi yang membayangi masalah ini.
Di tengah kontroversi yang besar terhadap Muslimah yang mengenakan jilbab di perguruan tinggi pra-universitas di negara bagian Karnataka, India, pemimpin Muslim terkemuka sekaligus kepala Majlis-E-Ittehadul Muslimeen (AIMIM) Seluruh India, Asaduddin Owaisi menegaskan, suatu hari nanti seorang perempuan berhijab akan menjadi perdana menteri India.
Hal itu dia sampaikan dalam rapat umum pada Ahad (13/2/2022) lalu. "Jika seorang gadis memutuskan untuk mengenakan jilbab dan meminta orang tuanya untuk melakukannya dan ketika orang tuanya mengizinkannya untuk memakainya, siapa yang dapat menghentikannya untuk memakainya? Kami akan melihatnya, insya Allah," kata dia dikutip dari Sputnik News, Rabu (16/2/2022).
"Gadis-gadis akan mengenakan jilbab, akan memakai niqab (cadar) dan pergi ke perguruan tinggi dan menjadi dokter, kolektor, SDM (hakim sub-divisi) dan pengusaha," tambah Owaisi dalam bahasa Hindi ketika anggota parlemen itu mengunggah video dari rapat umum pada akun Twitter-nya.
"Kalian semua, ingatlah. Mungkin ketika saya tidak hidup, seorang gadis berhijab akan menjadi perdana menteri negara ini suatu hari nanti," tambah Owaisi.