Kamis 17 Feb 2022 05:34 WIB

Vaksinasi Lengkap Bisa Bantu Kurangi Risiko Long Covid

Penerima vaksin lengkap lebih kecil kemungkinannya alami gejala long Covid.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Berdasarkan sebuah studi, vaksinasi menjadi cara terbaik untuk bantu mengurangi risiko long Covid. (ilustrasi)
Foto: Pixabay.
Berdasarkan sebuah studi, vaksinasi menjadi cara terbaik untuk bantu mengurangi risiko long Covid. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Long Covid merupakan gejala sakit berkepanjangan yang diderita pasien penyintas meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19. Menurut data dari komunitas penyintas Covid-19, Covid Survivor Indonesia (CSI), hampir 70 persen penyintas mengalami long Covid.

Sekarang, para ilmuwan telah menetapkan sejauh mana vaksinasi mengurangi risiko seseorang terkena long Covid dibandingkan dengan seseorang yang tidak divaksinasi. Para ahli juga menunjukkan kelompok usia mana yang paling berisiko dan mana yang paling tidak berisiko terkena kondisi tersebut.

Baca Juga

Tinjauan data yang terdiri atas 15 studi di Inggris dan internasional menunjukkan orang yang telah diberi dua dosis vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca, kemungkinan untuk mengembangkan long Covid hanya 50 persen di bandingkan dengan mereka yang menerima satu dosis vaksin atau tidak divaksin.

Empat dari 15 penelitian menganalisa efek vaksinasi pada mereka yang sudah menunjukkan gejala long Covid. Studi-studi ini menunjukkan bahwa pasien dengan Covid-19 melaporkan gejala Covid-19 yang membaik setelah vaksinasi.

Kemudian tiga studi mengamati kelompok yang tidak divaksinasi dan telah lama mengidap Covid-19, lalu membandingkannya dengan mereka yang divaksin. Data di sini menunjukkan bahwa mereka yang divaksinasi lebih kecil kemungkinannya untuk melaporkan gejala long Covid setelah vaksinasi dibandingkan mereka yang memilih untuk tetap tidak divaksinasi.

Secara keseluruhan, pasien yang melaporkan gejala long Covid dan divaksinasi lebih mungkin melaporkan gejalanya membaik dibandingkan mereka yang tidak divaksinasi.Data yang terkandung dalam 15 studi ini tidak hanya menunjukkan bagaimana vaksinasi dapat memperbaiki gejala long Covid, tetapi juga memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap gejala yang berkembang.

Kepala bagian vaksinasi di UKHSA (Badan Keamanan Kesehatan Inggris), dr Mary Ramsay menilai, studi ini menambahkan manfaat potensial dari menerima vaksinasi Covid-19 secara penuh.

“Bagi kebanyakan orang, gejala long Covid dirasakan tidak terlalu lama dan sembuh dari waktu ke waktu. Tetapi jika Anda mengalami gejala yang tidak biasa terutama selama lebih dari empat pekan setelah infeksi, Anda harus mempertimbangkan untuk menghubungi dokter,” kata Ramsay seperti dilansir di Express, Kamis (17/2/2022).

Saat ini para peneliti di AS sedang berusaha membantu mereka yang mengalami long Covid dengan mengembangkan perawatan untuk meringankan gejalanya. Mereka tengah memastikan apakah antihistamin, obat yang biasa digunakan untuk meredakan gejala alergi, dapat digunakan untuk meredakan gejala long Covid.

Studi ini diluncurkan setelah dua pasien mulai meminumnya dan menemukan gejalanya membaik. Meski begitu, pengalaman dua individu tidak cukup untuk membuktikan apakah antihistamin bisa mengatasi long Covid atau tidak. Karenanya perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut.

Baca juga : Sebanyak 3.200 Warga Ikuti Vaksin Booster di Unpar

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement