Kamis 17 Feb 2022 16:31 WIB

Jokowi: Pandemi Belum Berakhir, Ekonomi Dunia Masih Terguncang

Jokowi menekankan pentingnya sinergi dibandingkan rivalitas.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fuji Pratiwi
Layar menampilkan Presiden Joko Widodo memberikan pidato saat pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Pertemuan yang berlangsung pada 17-18 Februari 2022 itu merupakan rangkaian pertemuan di Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia yang membawa enam agenda prioritas, yakni exit strategy untuk mendukung pemulihan yang adil, pembahasan scarring effect untuk mengamankan pertumbuhan masa depan, sistem pembayaran di era digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Layar menampilkan Presiden Joko Widodo memberikan pidato saat pertemuan tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral atau Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Pertemuan yang berlangsung pada 17-18 Februari 2022 itu merupakan rangkaian pertemuan di Jalur Keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia yang membawa enam agenda prioritas, yakni exit strategy untuk mendukung pemulihan yang adil, pembahasan scarring effect untuk mengamankan pertumbuhan masa depan, sistem pembayaran di era digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan pandemi Covid-19 saat ini masih belum berakhir dan kondisi ekonomi dunia masih terguncang. Dalam situasi seperti ini, kata Jokowi, tak ada satu negara pun di dunia yang bisa bangkit sendiri.

Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada the 1st Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting, yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (17/2/2022).

Baca Juga

"Semua negara saling terkoneksi, tidak ada yang terisolasi. Kebangkitan satu kawasan akan membangkitkan kawasan yang lainnya. Sebaliknya, keruntuhan satu kawasan akan ikut meruntuhkan kawasan yang lainnya," ujar Jokowi.

Dalam kondisi seperti ini, Jokowi menilai bukan waktunya untuk rivalitas dan membuat ketegangan baru yang bisa mengganggu pemulihan dan membahayakan keselamatan dunia, seperti yang terjadi di Ukraina saat ini. Ia menegaskan, semua pihak harus menghentikan rivalitas dan ketegangan yang ada.

"Kita harus fokus untuk bersinergi, untuk berkolaborasi menyelamatkan dan membangkitkan dunia tempat kita hidup, Untuk segera bangkit kembali, pulih kembali," kata Jokowi.

Presiden menyampaikan, ketidakpastian global harus dihadapi dengan sinergi dan kolaborasi. Karena itu, ia mendorong kerja sama seluruh pihak dalam mengendalikan inflasi yang cenderung meningkat, mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga pangan, serta mengatasi kelangkaan kontainer dan rantai pasok logistik.

"Kita harus mencegah terjadinya kelaparan," tambah dia.

Selain itu, ia menyampaikan, dunia juga memiliki tugas untuk melakukan beberapa transformasi guna mempercepat proses transisi menuju ekonomi baru, mempercepat transformasi digital yang merata dan terjangkau, serta mendukung kebangkitan UMKM.

Presiden pun berharap, pertemuan antar Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara G20 ini bisa merumuskan langkah-langkah kebijakan fiskal dan moneter yang saling bersinergi antar negara. Jokowi juga mendorong agar terjalin kolaborasi untuk menangani berbagai isu strategis global dengan capaian yang nyata dan terukur sehingga pertumbuhan ekonomi dunia lebih inklusif dan berkelanjutan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement