REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Sebuah bigmatch terjadi pada lanjutan Liga Primer Inggris, akhir pekan ini. Manchester City bertemu Tottenham Hotspur.
City bertindak sebagai tuan rumah. Tepatnya di Stadion Etihad, Manchester, Ahad (20/2) dini hari WIB. Pelatih skuad biru langit, Pep Guardiola, bereaksi.
Juru taktik 51 tahun ini menunjukkan rasa hormat yang luar biasa terhadap arsitek tim tamu, Antonio Conte. Sebelumnya, Conte menyebut Guardiola sebagai pelatih terbaik dunia. Pep berterima kasih akan hal itu.
Namun, ia tidak merasa sedang berada di puncak. Ia masih terus berproses dan belajar. Menurutnya, Conte salah sosok yang menjadi titik acuannya.
"Faktanya, saya belajar banyak dengan menonton timnya, bagaimana pergerakan, dan banyak hal. Dia menunjukkan itu di Juventus, Inter Milan, Chelsea. Jika klub mengandalkannya 100 persen, mereka akan sukses," kata Guardiola, dikutip dari independent.co.uk, Sabtu (19/2).
Setiap menyaksikan tim yang dilatih Conte bertanding, Pep mendapat pelajaran baru. Itu memperkaya pengetahuannya dalam melatih. Ia merasa bisa berkembang.
"Dampaknya sangat jelas sejak dia tiba (di Chelsea pada 2016). Banyak tim mulai memainkan lima bek. Dia memenangkan liga dengan sangat baik," ujar Guardiola.
Conte tiba di Spurs saat musim 2021/22 mendekati pertengahan. Tidak mudah untuk mengubah banyak hal. Guardiola mengetahui hal itu.
City diprediksi berjaya dalam duel akhir pekan ini. Itu karena rentetan hasil positif tuan rumah. Joao Cancelo dan rekan-rekan belum terkalahkan dalam 15 laga terakhir di pentas Liga Primer.
Sebanyak 14 laga berhasil dimenangkan. Sisanya, satu duel berkesudahan imbang. Namun, Guardiola enggan terpengaruh fakta tersebut.
Ia mengetahui statistik negatif kubu tamu. The Lilywhites baru saja mengalami tiga kekalahan beruntun di liga domestik. "Sulit bagi tim papan atas untuk kalah empat kali berturut-turut," ujar Pep, mewaspadai.