REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengimbau produsen tempe dan tahu tak melakukan aksi mogok produksi, imbas dari tingginya harga kedelai impor sebagai bahan baku utama. Edy pun mengajak agar para produsen tempe dan tahu bersama dengan pemerintah mencari solusi.
“Kami mendengar ada rencana mogok. Tentu kita hormati, tapi kami mengimbau agar tidak mogok. Kita cari solusi bersama-sama,” ujar Edy saat dihubungi, Senin (21/2).
Edy meminta masyarakat agar menunggu pengumuman kebijakan dari pemerintah yang akan disampaikan oleh Menteri Perdagangan untuk mengatasi masalah kenaikan harga kedelai. “Minggu lalu Mendag bilang bahwa minggu depan (minggu ini) akan umumkan kebijakan pemerintah. Jadi kita tunggu saja,” kata Edy.
Ia pun memastikan, pemerintah tengah berupaya menjaga keseimbangan kepentingan semua pihak, khususnya produsen dan konsumen kedelai atau produk berbahan baku kedelai lainnya.
Seperti diketahui, tingginya harga kedelai impor dikeluhkan oleh para produsen tempe dan tahu. Para produsen tempe dan tahu di Jabodetebek pun kemudian menggelar aksi mogok produksi secara serentak selama tiga hari mulai 21-23 Februari.
Menanggapi hak itu, sebelumnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan tengah menyiapkan kebijakan untuk mengatasi masalah ini. Kebijakan itu dikatakannya akan diumumkan pada pekan ini.