Sumenep Terapkan Layanan Informasi Kesehatan Terintegratif
Red: Muhammad Fakhruddin
Sumenep Terapkan Layanan Informasi Kesehatan Terintegratif (ilustrasi). | Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
REPUBLIKA.CO.ID,SUMENEP -- Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menerapkan aplikasi modul sistem layanan informasi kesehatan terintegratif guna memudahkan para dokter dan petugas medis dalam menangani pasien yang berobat di sejumlah puskesmas di wilayah itu.
Menurut Bupati Sumenep Achmad Fauzi, program modul layanan informasi kesehatan terintegratif itu juga untuk memudahkan pasien berobat di tempat pelayanan kesehatan yang berbeda. "Melalui aplikasi ini, pasien yang pernah berobat di puskesmas lain, semisal di Kecamatan Manding, lalu berobat di Puskesmas Bluto, maka yang bersangkutan tidak perlu membawa kartu berobat manual lagi," katanya.
Ia menjelaskan dengan aplikasi itu, saat warga berobat di Kecamatan Manding, rekam medis hasil pemeriksaan yang bersangkutan telah diinput ke aplikasi modul sistem pelayanan informasi kesehatan terintegratif ini.
Jika warga berobat di puskesmas lain, katanya, hasil rekam medis pasien bisa diketahui semua petugas puskesmas di Kabupaten Sumenep. "Tapi yang boleh mengetahui data rekam medis pasien ini, hanya petugas tertentu saja, dan tidak diberitahukan kepada umum," katanya.
Saat meninjau pelaksanaan aplikasi itu di Puskesmas Bluto, Senin (21/2/2022), ia mengaku pernah melakukan pemeriksaan kesehatan di Puskesmas Kota Sumenep. Di tempat itu, katanya, hasil pemeriksaan kesehatan dirinya diinput langsung oleh petugas ke aplikasi modul layanan kesehatan terintegratif.
"Dan saat saya periksa tadi, petugas sudah mengetahui bahwa sebelumnya saya telah melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas lain, termasuk rekam medis saya, seperti gula darah dan kolesterol," katanya.
Dengan demikian, katanya, program modul sistem layanan informasi kesehatan terintegratif yang diberi nama "HomPIMPA" untuk membantu memudahkan semua pihak, baik pasien, petugas medis, maupun dokter. "HomPIMPA" ini merupakan singkatan dari Health Indicator Modules with Appropriate Integrated Methods for Proper Access of Health Information.
"HomPIMPA" sebenarnya istilah dalam permainan anak-anak zaman dahulu dalam menentukan siapa yang berhak lebih dahulu memulai permulaan permainan dalam sebuah kelompok.
Ia menjelaskan istilah itu digunakan, agar lebih dikenal, disamping sebagai upaya untuk memasukkan unsur budaya lokal Madura dalam program layanan kesehatan masyarakat.
Melalui aplikasi modul sistem layanan informasi kesehatan terintegratif atau "HomPIMPA" tersebut, saat ini masyarakat yang hendak berobat ke berbagai layanan medis di Sumenep tidak perlu lagi membawa kartu berobat lagi.
"Cukup membawa e-KTP, maka petugas sudah mengetahui riwayat penyakit yang pernah dialami pasien dan yang bersangkutan sebelumnya berobat ke mana saja. Jadi, mau berobat di daratan ataupun kepulauan sama," kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Sumenep Agus Mulyono.
Kabupaten Sumenep saat ini memiliki sarana kesehatan yang terdiri atas satu RSUD, 30 puskesmas, 23 apotek, 96 sarana kesehatan yang memiliki laboratorium kesehatan, 50 sarana kesehatan yang memiliki empat spesialis dasar dan 1.402 posyandu yang tersebar di 27 kecamatan di daratan dan kepulauan.
Jumlah tenaga kesehatan terdata di kabupaten ini sebanyak 1.528 orang dengan proporsi terbesar pada tenaga perawat 527 orang, bidan 275 orang, dan tenaga farmasi 48 orang, tenaga gizi 39 orang, dan tenaga kesehatan masyarakat 16 orang. "Yang telah menerapkan aplikasi 'HomPIMPA' atau modul sistem layanan informasi kesehatan ter integratif ini adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama, yakni puskesmas, dan RSUD," kata Agus Mulyono.