Jumat 25 Feb 2022 04:10 WIB

Ilmuwan Identifikasi Obat Atasi Kondisi Multi-Inflamasi Kasus Covid-19

Multi-inflamasi menjadi kasus Covid-19 langka yang menyerang anak-anak.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Multi-inflamasi menjadi kasus Covid-19 langka yang menyerang anak-anak.
Foto: www.freepik.com.
Multi-inflamasi menjadi kasus Covid-19 langka yang menyerang anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan mengidentifikasi kandidat obat Covid-19 yang menjanjikan untuk pengobatan kondisi langka yang berpotensi mengancam jiwa pada anak-anak yang terinfeksi virus SARS-CoV-2. Sindrom multi-inflamasi pada anak-anak (MIS-C) biasanya berkembang beberapa pekan hingga berbulan-bulan setelah anak-anak mengalami kasus Covid-19 ringan atau bahkan tanpa gejala.

MIS-C menyebabkan demam tinggi dan respons hiperinflamasi yang dapat memengaruhi banyak organ, termasuk jantung, otak, dan organ gastrointestinal. Sebuah studi sebelumnya dilakukan oleh para peneliti di Massachusetts General Hospital (MGH) dan Brigham and Women's Hospital (BWH) di AS, menunjukkan bahwa pada kasus MIS-C, virus SARS-CoV-2 dapat bertahan di usus sangat lama.

Baca Juga

Tim itu memberikan obat larazotide acetate kepada empat anak yang sangat sakit berusia 3 hingga 17 tahun, yang dirawat karena MIS-C. Studi menunjukkan bahwa larazotide menurunkan pelepasan zonulin, molekul yang dapat menyebabkan peningkatan permeabilitas usus dan gangguan penghalang mukosa (lapisan lendir tebal di usus).

Para peneliti membandingkan hasil klinis dari empat anak yang menerima larazotide plus steroid dan intravena immune globulin (IVIG) dengan 22 anak yang hanya menerima steroid dan IVIG. Dilansir dari News18, Kamis (24/2/2022), anak-anak yang menerima empat dosis oral larazotide acetate memiliki resolusi yang jauh lebih cepat dari gejala gastrointestinal, dan dirawat di rumah sakit dengan waktu lebih singkat.

Studi ini juga menemukan bahwa kadar serum protein lonjakan turun jauh lebih cepat pada anak-anak yang diobati dengan larazotide, dibersihkan dari darah dalam satu hari. Hal ini dibandingkan anak-anak yang tidak diobati dengan obat tersebut, yakni dibersihkan darah dalam 10 hari.

"Temuan ini menunjukkan bahwa larazotide dapat memberikan terapi adjuvant yang aman dan bermanfaat untuk pengobatan MIS-C. Perluasan uji klinis sangat diperlukan untuk memastikan dampak klinis larazotide pada MIS-C," kata para peneliti.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement