REPUBLIKA.CO.ID, PASAMAN BARAT -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, mengatakan, gempa bumi di Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat, pada Jumat (25/2/2022) pagi, menyebabkan dua orang meninggal dunia dan 20 luka-luka. Namun angka ini masih bersifat sementara.
"Informasi yang kami dapatkan, dua orang meninggal dunia dan 20 orang luka-luka. Itu data sementara. Nanti akan dilaporkan selanjutnya," kata Suharyanto, saat konferensi pers melalui zoom meeting.
Suharyanto menyebut BNPB sudah mengirimkan tim untuk melakukan pendataan korban dan kerusakan yang terjadi. BNPB menurut dia juga bekerja sama dengan Pemerintah Daerah di Sumbar untuk bersama menangani pascagempa ini.
Menurut Suharyanto, gempa ini mengakibatkan banyak warga yang mengungsi. Karena selain bangunan rumah yang rusak, warga juga masih trauma karena masih ada gempa susulan. "Kebutuhan-kebutuhan pengungsi harus kita penuhi. Masyarakat harus dilayani selayaknya," ucap Suharyanto.
Gempa bumi dua kali mengguncang Sumatra Barat pagi ini, Jumat (25/2/2022). Gempa pertama terjadi pada pukul 8.35 WIB dengan kekuatan 5,2 skala richter. Informasi dari BMKG, gempa ini bersumber dari koordinat 0.14 LU-99.99 BT. Tepatnya di timur laut Kabupaten Pasaman Barat. "Gempa ini tidak berpotensi tsunami," begitu informasi yang dibeberkan BMKG.
Berselang empat menit kemudian, tepatnya pukul 08.39, gempa yang lebih kuat terjadi lagi. Kali ini kekuatannya sampai 6,2 skala richter.
Gempa kedua ini terjadi di kedalaman 10 koordinat 0.15 LU-99.98 BT. 17 Kilometer timur laut di Kabupaten Pasaman Barat. Gempa kedua ini juga tidak berpotensi tsunami.
Gempa ini terasa ke berbagai daerah di Sumatra Barat. Seperti di Pasaman, Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Datar, Padang Panjang dan Kota Padang.