REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG—Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah mengatakan, alasan utama meroketnya harga daging sapi potong di Kota Bandung adalah karena melonjaknya harga ternak dan daging sapi kemasan di Australia dan New Zealand. Elly mengatakan, Kota Bandung, hingga kini masih sangat bergantung pada daging impor asal kedua negara tersebut.
"Informasi dari importir, ada kenaikan harga ternak dan daging sapi dari dua negara ini. Tetapi saya lagi menunggu alasan importir lainnya soal kenaikan harga agar lebih komprehensif," kata Elly di Balai Kota Bandung, Jumat (25/2/2022).
Menurutnya, Kota Bandung belum dapat memenuhi kebutuhan daging sapi potong secara mandiri. Beda halnya Kota Surabaya yang memang menjadi sentra daging sapi potong lokal. "Untuk kebutuhan daging sapi lokal, kita juga belum bisa. Karena memang, Jawa Barat bukan menjadi sentra daging sapi potong. Kalau untuk Jawa Timur, masih memungkinkan. Karena disana menjadi sentra daging sapi lokal," ucapnya.
Namun menurut Elly, kenaikan harga daging sapi di Kota Bandung masih terbilang wajar. Meski begitu dia menegaskan bahwa Disdagin Kota Bandung akan berupaya agar harga daging sapi potong dapat kembali normal.
"Saya masih menilai wajar soal kenaikan harga daging sapi potong saat ini, khususnya Kota Bandung. Kota Bandung ini belum seperti Jakarta. Tapi kita terus berupaya, saat ini kita sedang menginventarisir berapa kebutuhan RPH dan berapa kebutuhan daging bekunya," ungkapya.
Elly menambahkan, harga daging sapi potong di Kota Bandung memang terus merangkak naik sejak awal tahun 2022. Harga per kilogram yang semula berada di kisaran Rp 125 ribu, kini naik menjadi Rp 130 ribu. "Kenaikan harga daging sapi potong, diprediksi akan terus mengalami kenaikan hingga mendekati bulan Ramadan dan Idul Fitri,” tuturnya.
"Hingga Lebaran nanti, harga daging sapi potong diperkirakan mencapai 150 ribu," sambung Elly.
Sementara itu, Ketua Perum Bulog Cabang Bandung Yuliani Alzam mengatakan, menjelang ramadhan, Bulog Bandung siap menjaga kestabilan harga minyak goreng. Sejauh ini, Bulog, kata dia, telah melakukan pemesanan ke distributor untuk menjaga ketersediaan pasokan minyak goreng maupun komoditi lain seperti gula pasir, terigu, daging kerbau dan sapi juga beras.
“Untuk bulan Ramadhan, Bulog bandung siap menjaga kestabilan harga minyak goreng karena kami terus pesan tapi memang distributor itu bukan cuma untuk wilayah bandung tapi juga di wilayah lain, tapi kami sudah masuk antrean, gula pasir juga sudah kami pesan, begitu juga terigu, daging kerbau juga, daging sapi juga, beras apalagi. Insya Allah kami bisa menjaga kestabilan harga di bulan puasa,” ujarnya.