REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut akan berupaya untuk merelokasi sejumlah rumah warga yang terdampak banjir bandang di Kecamatan Cisurupan dan Cikajang, pada Rabu (23/2/2022). Sebab, rumah warga di dua wilayah itu posisinya lebih rendah dari aliran Sungai Cimanuk.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi, mengatakan, relokasi rumah warga menjadi penting lantaran di wilayah itu sering terjadi banjir. Ia menyebutkan, sejak Januari 2022, wilayah itu sudah empat kali diterjang banjir.
"Kemarin Pak Wakil Bupati menyarankan untuk relokasi warga. Posisi permukiman di sana memang berada di bawah saluran Sungai Cimanuk," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (25/2/2022).
Menurut dia, sebaik apapun mitigasi dilakukan, wilayah itu pasti akan terdampak banjir dari luapan Sungai Cimanuk apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Karena itu, diperlukan relokasi agar warga tidak lagi terdampak banjir.
Budi mengatakan, ada sekitar 12 rumah di Desa Sukawargi, Kecamatan Cisurupan dan empat rumah di Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang, yang disarankan relokasi ke tempat yang lebih tinggi. "Karena di sana langganan banjir setiap tahunnya. Kasihan kalau terus seperti itu," kata dia.
Ihwal anggaran untuk relokasi, Budi mengatakan, bisa dilakukan secara mandiri. Artinya, apabila warga memiliki lahan lain di tempat yang lebih tinggi, Pemkab Garut akan membantu biasaya relokasi dan pembangunan secara stimulan. Namun, BPBD Kabupaten Garut juga akan lebih dulu berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memastikan tempat relokasi aman, sehingga tempat relokasi nantinya tidak memiliki potensi bencana.
Namun, apabila terdapat warga yang tak memiliki lahan lain selain yang ditinggali saat ini, pihak kecamatan akan mendatanya. "Nanti Pak Camat kirim surat ke bupati. Pemkab akan usahakan anggarannya melalui DPA kecamatan," kata Budi.
Sebelumnya, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, mengatakan, harus ada solusi jangka panjang dalam penanganan pascabanjir bandang, khususnya di Kecamatan Cisurupan. Karena itu, ia meminta camat setempat untuk melakukan langkah-langkah relokasi masyarakat ke tempat yang aman.
Ia mengaku sudah menugaskan camat dan kepala desa untuk mencari tempat yang aman buat tinggal warga terdampak. "Mudah-mudahan cepat ada jawabannya di sebelah mana. Ini solusinya ya relokasi," kata dia usai meninjau lokasi terdampak di Kecamatan Cisurupan, Kamis (24/2/2022).
Selain relokasi, Helmi menyampaikan, pihaknya juga akan melakukan upaya mitigasi bencana dengan memperbaiki kondisi hutan yang gundul. Sebab, masalah itu menjadi salah satu penyebab banjir bandang.
Terkait rumah warga yang rusak terdampak banjir bandang, Pemkab Garut masih terus melakukan pendataan. "Ini lagi dihitung oleh BPBD, termasuk beberapa jembatan, beberapa dan TPT juga banyak yang kena longsor," kata Helmi.