Ahad 08 Dec 2024 09:28 WIB

Pantau Sumber Daya Air, Smart Water Operation Dipasang di Wilayah Sungai Cimanuk

Dengan Smart Water Operation Management, pengelolaan air jadi terintegrasi

Penerapan Smart Water Operation Management (SWOM) yaitu Wilayah Sungai (WS) Cimanuk-Cisanggarung, Cidanau-Ciujung-Cidurian dan Seputih-Sekampung.
Foto: Dok Republika
Penerapan Smart Water Operation Management (SWOM) yaitu Wilayah Sungai (WS) Cimanuk-Cisanggarung, Cidanau-Ciujung-Cidurian dan Seputih-Sekampung.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA--Jasa Tirta II terus mengembangkan pengelolaan sumber daya air berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yakni Smart Water Operation Management (SWOM) di perluasan wilayah kerja baru. Yaitu, Wilayah Sungai (WS) Cimanuk-Cisanggarung, Cidanau-Ciujung-Cidurian dan Seputih-Sekampung.

Pada 2024, Jasa Tirta II melakukan rencana pengembangan instrumentasi telemetri hidrologi di wilayah kerja baru untuk menerapkan Smart Water Operation Management (SWOM) yaitu Wilayah Sungai (WS) Cimanuk-Cisanggarung, Cidanau-Ciujung-Cidurian dan Seputih-Sekampung.

Baca Juga

Untuk WS Cimanuk-Cisanggarung (Cirebon) rencana akan dipasang 7 titik Automatic Water Level Recorder (AWLR) dan 2 Automatic Rainfall Recorder (ARR). Di WS Cidanau-Ciujung-Cidurian (Banten), akan dipasang 2 titik Automatic Weather Station (AWS) dan 1 ARR. Selanjutnya di WS Seputih-Sekampung (Lampung) akan dipasang 7 AWLR dan 1 Early Warning System (EWS).

"Penggunaan teknologi SWOM di wilayah kerja baru untuk mempermudah pemantauan sumber daya air di wilayah kerja baru secara online (realtime)," ujar Direktur Operasi dan Pemeliharaan Jasa Tirta II Anton Mardiyono, dalam keterangan resminya, akhir pekan ini.

Anton mengatakan, optimalisasi instrumen telemetri di wilayah kerja baru merupakan bagian dari langkah adaptif dan komitmen Perusahaan dalam mendukung pengelolaan air bersih yang lebih efisien, berkelanjutan dan berbasis teknologi.

Wilayah kerja baru ini dipilih karena potensi dan tantangannya dalam pengelolaan sumber daya air. Sehingga, diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi operasional serta pelestarian lingkungan.

“Langkah ini mencerminkan komitmen kami untuk menghadirkan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan pengelolaan air, terutama di era digital ini. Kami percaya, dengan implementasi Smart Water Operation Management, pengelolaan SD yang terintegrasi, efisien, efektif dan berkelanjutan dapat tercapai dengan lebih optimal," paparnya.

Sampai 2024, Jasa Tirta II telah memiliki sekitar 311 instrumentasi telemetri yang telah terpasang dan tersebar di wilayah kerja Jasa Tirta II, terdiri dari Automatic Water Level Recorder, Automatic Weather Sensor, Automatic Rainfall Recorder, Water Quality Sensor dan Water Meter.

Instrumen ini berfungsi untuk melakukan pemantauan muka air rutin secara online (realtime) baik kuantitas maupun kualitas SDA sebagai antisipasi banjir, pemenuhan air baku maupun pemantauan kualitas air termasuk Flood Early Warning System (FEWS), Water Security dan Food Security.

Selain menggunakan instrument telemetri, pemantauan sumber daya air di wilayah kerja Jasa Tirta II dilakukan secara langsung dengan mekanisme operator lapangan diberikan aplikasi Mobile/Android untuk melaporkan kondisi hidrologi di lapangan secara langsung agar informasi dapat diterima cepat oleh kantor pusat sehingga aplikasi ini dapat menjadi Decision Support System (DSS).

Integrasi sistem yang terpadu ini memudahkan Jasa Tirta II dalam melakukan pemantauan muka air. Khususnya, pada kondisi banjir, dan dalam perumusan langkah - langkah antisipasi yang harus dilakukan dengan lebih baik dan lebih cepat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement