REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Sebuah sisa roket siap bertabrakan dengan bulan pada Jumat (4/3/2022). Proyeksi benturan telah mendapat perhatian dari kalangan ilmuwan.
Instrumen Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA akan mencari perubahan di eksosfer bulan-lapisan gas tipis-karena insiden itu. Setelah itu, instrumen akan mencoba memindai permukaan bulan untuk mencari kawah dampak benturan tersebut,
Tahap roket berada di jalur untuk menghantam Kawah Hertzprung di sisi jauh bulan pada Jumat (4/3/2022) pukul 07.25 pagi EST atau 19.30 WIB. Tabrakan itu akan menandai pertama kalinya sepotong sampah luar angkasa secara tidak sengaja menabrak permukaan bulan.
Tabrakan ini tidak seperti pesawat ruang angkasa yang jatuh saat mencoba mendarat di bulan, atau badan roket yang sengaja diarahkan ke tetangga terdekat Bumi ini.
Badan Roket Diidentifikasi
Awalnya, badan roket itu dianggap sebagai tahap atas dari roket SpaceX Falcon 9 yang meluncurkan U.S National Oceanic and Atmospheric Administration’s Deep Space Climate Observatory (DSCOVR) di 2015.
Namun, objek tersebut sekarang terikat pada roket Long March 3C Cina yang meluncurkan misi Chang'e 5-T1 Cina pada 2014. Chang'e 5-T1 berputar di belakang bulan dan kembali ke Bumi untuk menguji kemampuan masuk kembali ke atmosfer tahun 2020.
Misi pengembalian sampel bulan Chang'e 5. Chang'e 5-T1 juga membawa muatan sekunder instrumen ilmiah di bagian atas roket Long March atas nama perusahaan LuxSpace yang berbasis di Luksemburg.