REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 24/5/PBI/2022 tentang Insentif bagi Bank yang Memberikan Penyediaan Dana untuk Kegiatan Ekonomi Tertentu dan Inklusif.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan ini merupakan rangkaian dari kebijakan BI dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional.
"Ketentuan ini berlaku efektif pada tanggal 1 Maret 2022," katanya dalam keterangan pers, Rabu (2/3).
Pemberian insentif dilakukan bagi bank yang melakukan penyediaan dana untuk kegiatan ekonomi tertentu. Seperti, pemberian kredit kepada sektor prioritas, pencapaian Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM), dan pembiayaan lainnya yang ditetapkan oleh BI.
Insentif yang diberikan berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan GWM dalam rupiah yang wajib dipenuhi secara rata-rata. Sumber data yang digunakan sebagai dasar penentuan pemberian insentif.
Untuk mendukung implementasi ketentuan tersebut, BI juga menyempurnakan ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) melalui penerbitan PBI No.24/4/PBI/2022 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/3/PBI/2018 tentang Giro Wajib Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
"Penyempurnaan ini berlaku efektif pada tanggal 1 Maret 2022," katanya.
Erwin mengatakan Penerbitan PBI Insentif dan penyempurnaan PBI GWM tersebut merupakan tindak lanjut keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Februari 2022. BI juga akan melakukan evaluasi atas kebijakan pemberian insentif bagi Bank yang memberikan penyediaan dana untuk kegiatan ekonomi tertentu dan inklusif paling sedikit satu kali dalam setahun.