REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menyebut cakupan vaksinasi penguat (booster) di daerah ini baru mencapai 7,31 persen atau 16.766 orang dari 265.147 target sasaran.
"Vaksinasi booster di Kendari saat ini sudah sebanyak 16.766 orang dengan persentase 7,31 persen dari target sasaran," kata Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum di Kendari, Ahad (6/3/2022).
Vaksinasi dosis penguat di Kota Kendari telah diberikan kepada kelompok tenaga kesehatan, pelayan publik, lanjut usia (lansia) serta masyarakat umum dan rentan. Sementara vaksinasi dosis pertama di daerah itu saat ini sudah mencapai 258.142 orang dengan persentase 97,36 persen dan dosis kedua mencapai 175.844 atau 66,32 persen dari sasaran.
Rahminingrum merinci cakupan vaksinasi di antaranya tenaga kesehatan dosis pertama mencapai 5.779 orang (139,22 persen), dosis kedua 5.351 orang (128,91 persen), dosis penguat atau booster sebanyak 3.616 orang (87,11 persen) dari 4.151 sasaran. Penerima dosis pertama bagi petugas publik mencapai 51.740 orang atau 136,84 persen dan dosis kedua telah dilakukan kepada 38.354 orang atau 101,44 persen, dosis penguat 8.032 atau 21,24 persen dari 37.810 sasaran.
Cakupan vaksinasi dosis pertama kepada kelompok lanjut usia tercatat 9.129 atau 53,57 persen, dosis kedua 7.136 atau 41,88 persen, booster 779 atau 4,57 persen dari 17.040 sasaran. Selanjutnya, penerima dosis pertama bagi masyarakat umum dan rentan sebanyak 142.956 atau 83,89 persen dan 94.367 atau 55,38 persen dan 4.331 atau 2,54 dari 170.409 sasaran.
Kemudian, cukupan vaksinasi dosis pertama bagi remaja mencapai 38,137 atau 106,72 persen dan 26.751 atau 74,86 persen dosis kedua dari 35.737 target sasaran.
Rahminingrum meminta masyarakat agar menjalani vaksinasi hingga dosis penguat sehingga memiliki kekebalan tubuh sebagai upaya mencegah risiko terinfeksi Covid-19. Ia juga meminta masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan mulai memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas meski sudah melakukan vaksinasi demi mencegah Covid-19 dan varian Omicron.