Senin 07 Mar 2022 08:08 WIB

TikTok Larang Pembuatan Video dan Streaming di Rusia

TikTok larang pembuatan video di Rusia dengan alasan undang-undang berita palsu

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Logo aplikasi TikTok muncul di Tokyo pada 28 September 2020.
Foto: AP/Kiichiro Sato
Logo aplikasi TikTok muncul di Tokyo pada 28 September 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – TikTok menangguhkan unggahan video baru dan streaming langsung dalam aplikasinya di Rusia dengan alasan undang-undang berita palsu yang baru disahkan. Kabar tersebut diumumkan TikTok melalui akun Twitter-nya pada Senin (7/3/2022).

“Mengingat undang-undang berita palsu baru Rusia, kami tidak punya pilihan selain menangguhkan streaming langsung dan konten baru ke layanan video kami sementara kami meninjau implikasi keamanan dari undang-undang ini. Layanan perpesanan dalam aplikasi kami tidak akan terpengaruh,” kata TikTok.

Baca Juga

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang berita palsu. Bagi mereka yang sengaja menyebarkan informasi hoaks tentang militer Rusia atau karena secara terbuka menyerukan sanksi terhadap Rusia, akan dipenjara hingga 15 tahun atau denda.

Dikutip The Verge, Senin (7/3/2022), saat Rusia melanjutkan invasinya ke Ukraina, Rusia mulai menindak platform media sosial dan media asing. Sejauh ini, Rusia telah memblokir Facebook, membatasi akses ke Twitter, dan melarang akses ke situs berita BBC.

Pekan lalu, Agen Komunikasi Rusia Roskomnadzor menyerukan TikTok karena menghapus konten yang didukung negara dari platformnya. Kemudian TikTok mengumumkan rencana untuk menambahkan label ke beberapa media yang dikendalikan negara dan dilaporkan telah mempersulit pengguna untuk mengakses media pemerintah Rusia sejalan dengan langkah dari Facebook, YouTube, dan media sosial lainnya.

“Kami akan terus mengevaluasi keadaan yang berkembang di Rusia untuk menentukan kapan kami dapat melanjutkan layanan kami sepenuhnya dengan keselamatan sebagai prioritas utama kami,” tambah TikTok.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement