JAKARTA — Sebuah perkawinan beda agama di Kota Semarang, Jawa Tengah, sempat menjadi viral. Foto-foto perkawinan ini diunggah dalam akun Facebook seorang konselor nikah beda agama Ahmad Nurcholish.
Dalam Facebooknya Nurcholish menuliskan:
Perbedaan Itu Menyatukan, Bukan Memisahkan
Dua tahun lalu sejoli ini komunikasi dan kemudian bersama ortu pihak perempuan bertemu dengan saya. Setelah itu ada lika-liku dan dinamika diantara keluarga mereka.
Tapi hari ini alhamdulillah, puji Tuhan keduanya menyatu dalam.pernikahan. Tadi pagi saya dampingi mereka utk pemberkatan nikah di gereja. Setelah itu, jelang siang dilanjutkan dg akad nikah.
Beginilah seharusnya: perbedaan tak (lagi) menjadi penghalang utk mengarungi hidup bersama dan juga bahagia..
Pasangan ke-1.424 @ Semarang
Ia juga mengunggah foto pernikahan beda agama tersebut di Facebook dan instagramnya @AhmadNurcholish
Siapa sebenarnya Ahmad Nurcholis?. Dalam Facebook-nya, Nurcholish mencantumkan posisinya adalah Deputy Director Pusat Studi Agama dan Perdamaian (ICRP).
Mengutip dari worldpress disebutkan Ia lahir di Grobogan, 7 November 1974. Menempuh pendidikan dasar hingga menengah di SDN, MI, MTs dan Madrasah Aliyah (MA) Sunniyah, serta nyantri di Pondok Pesantren Al-Faqih Purwodadi, Grobogan Jateng. Melanjutkan program S1 jurusan Manajemen Informatika STMIK (Universitas) Budi Luhur Jakarta dan S1 Fak. Tarbiyyah STAI Nida el-Adabi Jakarta.
Ia menikahi seorang perempuan Konghucu, Ang Mei Yong, pada 8 Juni 2003, yang menurut pengakuannya memuncul reaksi keras dari pimpinan masjid tempat dia beraktivitas. Namun Nurcholish tetap meneruskan niatnya untuk menikahi Ang Mei Yong.
Ahmad Nurcholish menulis beberapa buku: Memoar Cintaku (LKiS: 2004); Pernikahan Beda Agama. Ed. (ICRP-Komnas HAM: 2005); Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikultural (STAI Nida el-Adabi: 2005); Ciptakan Nilai, Kunci Hidup Sukses dan Maksimal [bersama Hartono dan Jarot Wijanarko] (HHK:2007); Entrepreneur Sejati, Menciptakan Nilai, Kisah Sukses Tanu Sutomo (HHK:2008); dan 60 Pengusaha Sukses Bersama IFA (IFA: 2008).
Dalam sebuah wawancara dengan media online nasional, Nurcholish menyebut pada Juni 2015, sudah menikahkan 638 pasangan beda agama. Dan dalam unggahan di Facebook terbaru, ia menuliskan Pasangan ke-1.424 @ Semarang.
Masih merujuk wawancaranya dengan media online nasional pada 2015, Ahmad Nurcholis menyebut ada tiga interpretasi dari dalam Islam terhadap pernikahan beda agama.
Pertama, melarang secara mutlak baik bagi perempuan Muslim maupun laki-laki Muslim untuk menikahi non-Muslim.
Kedua, membolehkan secara bersyarat, yaitu membolehkan pernikahan laki-laki Muslim dengan perempuan non-Muslim, tetapi perempuan Muslim tidak boleh menikahi laki-kali non-Muslim.
"Nah, saya pada kelompok ketiga, yaitu baik laki-laki maupun perempuan Muslim boleh menikah dengan non-Muslim," kata Nurcholish dalam wawancara tersebut.
Nurcholis sendiri mempunyai pandangan baik laki-laki maupun perempuan Muslim boleh menikah dengan non-Muslim. "Bahwa mereka memilih pandangan yang pertama, ya, silakan. Tapi, paling tidak, mereka tidak memutlakkan bahwa satu-satunya pandangan pada Islam itu hanya pandangan yang pertama,” kata dia.
Ikuti informasi penting seputar Kopi, Teh, Kafe, Traveling, dan Video/Isu Viral. Anda juga bisa berpartisipasi mengisi konten di MLIPIR dengan mengirimkan tulisan, foto, infografis, atau pun video. Kirim tulisan Anda ke email kami: [email protected]. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram MLIPIR.