REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kota Tasikmalaya masih harus menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3 untuk periode 8-14 Maret 2022. Setidaknya, terdapat sejumlah alasan yang membuat Kota Tasikmalaya belum bisa keluar dari PPKM Level 3.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, mengatakan, ada tiga alasan utama daerahnya masih harus menerapkan PPKM Level 3. Ia menyebutkan, alasan pertama adalah cakupan vaksinasi Covid-19 masih belum mencapai target, kedua adalah penambahan kasus harian masih tinggi, serta terakhir adalah penelusuran (tracing) dan pengetesan (testing) belum memadai.
"Ada beberapa indikator yang belum memenuhi target untuk bisa masuk level 2, yaitu vaksinasi, angka kasus, dan tracing," kata dia, Selasa (8/3/2022).
Uus mengatakan, saat ini cakupan vaksinasi Covid-19 dosis pertama secara umum di Kota Tasikmalaya telah mencapai 84,19 persen. Namun, cakupan vaksinasi dosis kedua baru mencapai 64,02 persen. Padahal, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menargetkan dalam beberapa pekan ke depan, cakupan vaksinasi dosis pertama sudah bisa mencapai 90 persen dan 70 persen untuk dosis kedua.
Ia menilai, untuk mencapai target cakupan vaksinasi, pihaknya cukup terkendala untuk melaksanakannya kepada kalangan lansia. "Karena untuk lansia, memobilisasinya harus dengan cara khusus. Selain itu, lansia juga harus dipastikan sehat sebelum divaksin," kata dia.
Selain terkendala cakupan vaksinasi, Uus mengatakan, saat ini penambahan kasus Covid-19 di Kota Tasikmalaya masih cukup tinggi setiap harinya. Karena itu, Kota Tasikmalaya belum bisa keluar dari PPKM Level 3.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya per 8 Maret 2022, saat ini terdapat 2.424 kasus aktif di daerah itu. Dalam satu hari terkahir, terdapat penamnagan 170 kasus baru.
"Mangkanya itu harus diturunkan," kata dia.
Terakhir, kata Uus, upaya tracing dan testing kepada kontak erat pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya dinilai masih kurang. Ia menyebutkan, saat ini pengetesan baru bisa dilakukan sekitar 40 persen dari target yang harus dilakukan.
"Target itu kan mengikuti kasus. Ketika dalam sehari ada 100 kasus baru, harus ada 1.500 kontak erat yang dites. Itu kami kejar terus," kata dia.
Baca juga:
Revitalisasi Pasar Ciputat Selesai, Pedagang Tempati Gedung Mulai 28 Maret 2022